Sementara itu di Puri, Ocean tergeletak di atas ranjang besar mewahnya, telentang menatap lurus langit-langit berbantal lengan, belum bisa tidur, memikirkan Emily yang belum juga kembali dan tak ada kabar apa-apa selama hampir 24 jam. Ia tak tahu harus berbuat apa. Haruskah aku mencarinya keluar sana atau turun ke Lorong Bawah Tanah?
Tidak mungkin ia berani turun ke sana sendirian tanpa siapa-siapa, dan bagaimana mungkin ia bisa bertahan hingga 24 jam? Satu jam saja di bawah sana kurasa manusia biasa takkan bisa bertahan.
Belum lagi bila sekarang semakin jelas dan nyata ada sesuatu di bawah sana. Bisa berdarah. Bukan monster apalagi hantu.
Tapi sesuatu tak dikenal.
Mungkinkah sesuatu itu menawan Emily?
Memikirkan itu, tetiba Ocean tersentak bangun dan bergegas mengganti pakaian tidurnya. Dihampirinya kamar Sky, berharap agar adiknya belum terlelap.
"Sky! Kau sudah tidur? Ayo kita turun ke Lorong Bawah Tanah sekarang juga! Emily pasti ada di bawah sana!"
Tak seberapa lama, Sky membuka pintu kamarnya yang digedor Ocean. Ternyata ia juga belum bisa terlelap, dan ia sangat siap untuk mengungkap misteri yang sudah lama mengganggunya ini, "Aku siap. Ayo kita turun ke bawah sana!"
Kedua kembar tampan bersaudara itu hanya dalam waktu singkat bersiap-siap turun lagi ke Lorong Bawah Tanah.
"Siap?" mereka kali ini turun dengan perlengkapan super lengkap, masker, dua pucuk senapan, tali pembimbing, bahkan kali ini dengan kamera video yang diletakkan di bandana bersama lampu senter super terang.