Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 52: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

12 Juli 2023   12:29 Diperbarui: 12 Juli 2023   12:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Bagai dalam adegan super lambat di film-film, lentera dengan lilin yang masih menyala itu terjatuh ke atas karpet tua yang kering. Tak ada bensin maupun minyak tanah, tapi persentuhan benda kering dan api itu cukup cepat memberi reaksi kimia yang diinginkan. Panas dan pembakaran segera terjadi, sementara Hannah tertawa-tawa seperti kehilangan akal sehat.

"Tak perlu menunggu hingga tanggal ulang tahun ketiga anak terkutuk itu! Lilin sudah dinyalakan dan semua sudah dimulai!

Pestanya sudah dimulai! Dan hari ini semuanya akan berubah menjadi tragedi, meskipun aku sudah mati..."

"Hannah, jangan!" Lilian berusaha lari menolong Hannah, namuh karpet yang mulai menyala-nyala di hadapannya dengan cepat dan kejam menghalangi.

Kakinya nyaris terbakar, namun Hannah seperti tak perduli. Terus tertawa jahat dan malah berdiri diam saja bagaikan senang sekali sebentar lagi akan terpanggang hidup-hidup bersama 'lilin kecil' yang ia nyalakan.

Hanya ada dua pilihan bagi Lilian; menyelamatkan dirinya sendiri secepat mungkin, atau ikut mati terpanggang di dalam rumah mercusuarnya sendiri bersama Hannah!

Sementara itu tak jauh dari sana Ocean sudah hampir tiba. Dari jarak yang semakin dekat ia sudah melihat sesuatu seperti kilau-kilau mencurigakan dari jendela-jendela menara. Seperti ada yang menyala dan juga berasap-asap.

Pemuda itu menambatkan kudanya Silver Sea di tambatan terdekat dan segera berlari untuk masuk. Panasnya api yang menyambut hampir menyentakkan tubuhnya.

"Lilian!" ia memanggil, berusaha mencari sosok dokter wanita tua itu di antara kobaran api yang semakin masif.

Ternyata Lilian masih berusaha meraih Hannah yang semakin dekat dengan kobaran api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun