Dalam keraguannya sekaligus mencoba untuk tetap berpikir positif dan tenang, Lilian melangkah naik menuju menara mercu suar dimana mantan sahabatnya masih terikat di sana.
Karena ruang atas mercu suar itu gelap, Lilian membawa lentera lilin ke sana, dan perlahan naik dengan sangat hati-hati.
Dan tentu saja Hannah sudah sadar kembali, matanya liar memandang Lilian sambil meronta-ronta seolah ingin lepas, tapi enggan meminta tolong.
"Aku akan memaafkanmu, karena aku bukan orang jahat, Hannah." dengan segenap keberanian yang berhasil terkumpul, Lilian mendekat dan melepaskan bebat mulut Hannah yang sudah penuh darah kering.
"Cih! Aku tak butuh mantan sahabat yang diam-diam memihak keluarga Vagano! Kau kuajak kemari karena kau sahabatku, tapi aku tak ingin kau yang sekarang!
Kau tahu, aku ingin sekali kau tak menolong kelahiran ketiga putra orang yang kau benci.
Aku ingin kau biarkan saja mereka, karena sejak Zeus mencampakkanku, baik dia maupun keluarganya adalah orang yang kubenci!"
"Tidak bisa begitu, Hannah. Aku seorang dokter, dan suka maupun tak suka, aku harus menolong semua orang maupun semua makhluk hidup. Bukan berdasarkan cinta dan benci!"
Lilian mendekat dan membukakan tambang yang mengikat Hannah. "Kurasa kau harus berusaha mengendalikan dirimu dengan baik sekarang. Kau pasti bisa. Jangan berulah lagi dan bekerjasamalah." tuturnya dengan lembut.
Hannah tadinya hendak mengamuk lagi sejadi-jadinya. Namun tiba-tiba ia mendapatkan ide yang sangat baik.