Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 49: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

11 Juli 2023   10:09 Diperbarui: 11 Juli 2023   10:11 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

(Point-of-view Earth Vagano:)

''Aku harus segera pergi dan kembali secepat mungkin agar Lilian tak tahu dan tak mencurigai kemana aku pergi. Karena aku yakin ia takkan pernah setuju bila aku keluar dan menampakkan diri di manapun, apalagi membuat kekacauan yang tak perlu.

Aku tiba di area puri yang masih terjaga ketat. Namun istal kuda yang berada di dekat perkebunan termasuk area paling sepi yang tak sering dilewati para penjaga. Mungkin karena dianggap aman, jadi sangat mudah bagiku untuk menyelinap begitu petugas jaga terakhir pergi untuk makan malam.

Isinya hanya beberapa puluh ekor kuda yang sering digunakan sebagai alat transportasi yang lumrah di pulau ini.

Dan aku belum tahu di istal mana, sebab semua kuda pasti disediakan jerami di kandangnya. Jadi kuduga-duga saja kandang yang mana yang bukan milik para pekerja. Ada dua kuda yang terpisah dari kuda lainnya, yang kuduga milik Ocean dan  Sky. Seekor kuda putih dan kuda cokelat muda keemasan yang sedang tertidur. Kuda tidur dalam keadaan berdiri, jadi selama mereka tak terbangun, kurasa cukup aman untuk mencoba membongkar jerami dalam kandang mereka.

Aku beringsut masuk dan meraba-raba dalam tumpukan jerami tepat di bawah kaki dan di samping kedua hewan itu, berhati-hati agar jangan sampai keduanya terusik.

Namun tepat saat tanganku meraba sesuatu yang berbeda di bawah jerami kekuningan dalam kandang yang hanya berpenerangan lentera suram itu, seekor kuda terbangun.

Ia meringkik keras, mengamuk dan berusaha menendangku!

Lalu dengan panik, berusaha agar kuda lainnya tak ikut terbangun, kuraih sesuatu dalam jerami itu dan kuhujamkan beberapa kali ke tubuh kuda yang panik itu!

Hewan itu mengamuk dan mulai berdarah-darah, muncrat membasahi kemejaku. Aku yang ikut panik karenanya buru-buru beringsut keluar dan menyembunyikan diri sebisanya, takut ada orang-orang yang mendengar ringkikan kuda yang terluka parah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun