(Point-of-view Earth Vagano:)
''Aku harus segera pergi dan kembali secepat mungkin agar Lilian tak tahu dan tak mencurigai kemana aku pergi. Karena aku yakin ia takkan pernah setuju bila aku keluar dan menampakkan diri di manapun, apalagi membuat kekacauan yang tak perlu.
Aku tiba di area puri yang masih terjaga ketat. Namun istal kuda yang berada di dekat perkebunan termasuk area paling sepi yang tak sering dilewati para penjaga. Mungkin karena dianggap aman, jadi sangat mudah bagiku untuk menyelinap begitu petugas jaga terakhir pergi untuk makan malam.
Isinya hanya beberapa puluh ekor kuda yang sering digunakan sebagai alat transportasi yang lumrah di pulau ini.
Dan aku belum tahu di istal mana, sebab semua kuda pasti disediakan jerami di kandangnya. Jadi kuduga-duga saja kandang yang mana yang bukan milik para pekerja. Ada dua kuda yang terpisah dari kuda lainnya, yang kuduga milik Ocean dan  Sky. Seekor kuda putih dan kuda cokelat muda keemasan yang sedang tertidur. Kuda tidur dalam keadaan berdiri, jadi selama mereka tak terbangun, kurasa cukup aman untuk mencoba membongkar jerami dalam kandang mereka.
Aku beringsut masuk dan meraba-raba dalam tumpukan jerami tepat di bawah kaki dan di samping kedua hewan itu, berhati-hati agar jangan sampai keduanya terusik.
Namun tepat saat tanganku meraba sesuatu yang berbeda di bawah jerami kekuningan dalam kandang yang hanya berpenerangan lentera suram itu, seekor kuda terbangun.
Ia meringkik keras, mengamuk dan berusaha menendangku!
Lalu dengan panik, berusaha agar kuda lainnya tak ikut terbangun, kuraih sesuatu dalam jerami itu dan kuhujamkan beberapa kali ke tubuh kuda yang panik itu!
Hewan itu mengamuk dan mulai berdarah-darah, muncrat membasahi kemejaku. Aku yang ikut panik karenanya buru-buru beringsut keluar dan menyembunyikan diri sebisanya, takut ada orang-orang yang mendengar ringkikan kuda yang terluka parah itu.