Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 32: Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 1 (Novel Romansa Misteri)

2 Juli 2023   11:36 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Kau Ocean. Aku tahu kau akan datang menyelamatkanku."

Kurasa ia mengenaliku sebagai Ocean, ya, tak salah juga 'sih, karena aku memang begitu mirip dengan foto-foto orang-orang yang kubenci itu. Yang sering ditunjukkan SI Tua hingga tertanam dalam ingatanku. Dan Emily tak seratus persen salah bila mengiraku dan memanggilku sebagai Ocean.

Aku, terus terang saja, sangat marah dan ingin sekali menampar gadis itu karena berhasil membangkitkan api kecemburuanku. Tapi ia betul-betul mengucapkan itu di luar kesadaran yang sesungguhnya.

"Aku bukan..."

"Sudah, jangan ucapkan lagi. Terima kasih, Ocean. Aku senang kau menjemputku."  ucap Emily yang masih belum seratus persen sadar, seperti meracau. Ia malah menarik wajahku dan menciumku dalam-dalam.

Perasaan yang bukan hanya nafsu itu pun bangkit kembali, menyambar-nyambar sama seperti petir di langit yang masih memamerkan kuasa dan gelegarnya.

Dan aku tak tahu mengapa, aku membalas ciumannya, singkat saja. Tapi aku tak berani lagi meraba atau menyentuh tubuhnya karena takut sekali bila kelelakianku bangkit lagi.

Aku tak ingin terjadi sesuatu yang 'buruk' pada Emily, setidaknya, tidak hari ini.

"Pakai jubah ini. Kuantar kau pulang begitu  hujan reda." ucapku singkat.

"Ocean, kau tak lagi menyukaiku?" Emily masih setengah meracau saat hujan reda dan aku menggendongnya keluar dari gua dan hutan yang basah dan gelap menuju ke puri.'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun