"Pedang itu ditempa oleh Zeus dengan tujuan yang kami tak tahu pasti. Setelah kematian istrinya, ia lama merenung seperti orang hilang ingatan dan akhirnya menuliskan puisi Angka Tiga di gulungan perkamen yang ada di museum, dimana kami tak mengerti apa maksudnya. Tapi Hannah sepertinya tahu semua itu dan ia segera menyembunyikan bayi kembar ketiga. Bukan karena kasihan atau ingin menyelamatkannya dari amarah Zeus yang selalu menuduh bayi itu anak terkutuk yang merenggut nyawa ibunya sendiri."
"Maksud Doc Lilian?"
Tiba-tiba petir menggelegar, cahayanya berkilat jelas dari jendela-jendela mercusuar yang berada tinggi di atas tangga spiral menuju puncak menara.
"Hannah masih menyembunyikan bayi itu hingga saat ini. Ia memiliki rencananya sendiri, entah sejalan puisi Zeus atau tidak.
Aku yakin sekali bayi itu masih hidup di suatu tempat di pulau ini.
Kuburan kosong tersedia di pemakaman Vagano itu sengaja digali atas titah Zeus sebelum ia mati. Karena ia begitu menginginkan kematian bayi itu. Tapi ia tidak bisa melakukannya sendiri, karena ia ayah kandungnya.
Seorang ayah, betapapun bencinya, takkan bisa membunuh, kecuali bila ia dalam pengaruh jahat atau kutukan yang berakar dalam dirinya.
Mungkin itulah tujuannya menempa pedang terkutuk.
Ia berharap suatu hari nanti ada yang berhasil mendapatkan pedang itu dan meraihnya untuk membunuh kembar ketiga."
Emily bergidik. Memikirkan ada yang sudah terbunuh saja ia sudah yakin betul ada hal yang sangat tidak beres.