Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 134)

8 Juni 2023   13:37 Diperbarui: 8 Juni 2023   13:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter Kenneth akhirnya kembali sadarkan diri. Ia merasa baik-baik saja, walau entah berapa untuk berapa lama.

"Astaga, syukurlah. Kami pikir Anda takkan selamat. Sekarang apa yang akan kita lakukan, Dokter?"

"Aku belum tahu. Yang jelas, kita harus segera kembali ke Lab Barn secepatnya. Masih banyak proyek penting yang menunggu di sana. Terus terang aku mendapat firasat buruk. Kita harus segera tahu bahwa keadaan Kompleks Delucas masih baik-baik saja! Mari!"

Dokter Kenneth Vanderfied beserta seluruh anggota rombongan go downtown yang tersisa akhirnya dengan susah payah berhasil mencapai lokasi di mana bus mereka parkir. Tak ingin kembali dengan tangan hampa, mereka sempat menjarah apa saja yang mereka temukan sepanjang perjalanan. Bahan makanan, keperluan sehari-hari dan apa saja di SOHO. Jika ada gerombolan zombie yang mendekat, Kenneth tak segan-segan memboroskan semua amunisi antivirus yang ia miliki. Hitung-hitung, sedikit kontribusiku membersihkan kota kecil ini tanpa harus membuat percikan kotor sisa-sisa tembakan! demikian pikir Kenneth sambil tanpa ragu memuntahkan peluru demi peluru setiap berjumpa dengan sosok-sosok yang telah bereanimasi.

"Pak Sopir, nyalakan mesin dan berangkat pulang ke kompleks, kita harus kembali secepatnya!" titah Kenneth setelah selesai menaikkan semua barang jarahan dan belasan penumpang yang masih dalam keadaan takut.

"Tetapi Dok, di mana Tuan Muda Leon Delucas dan Nona Maharani Cempaka?" Sopir itu agaknya masih enggan menyalakan mesin kendaraannya begitu sadar bahwa dua orang penumpang istimewa tak hadir di antara mereka.

"Mereka, mereka, uh..." Kenneth kehabisan kata-kata, ia tahu seisi kompleks sangat loyal dan tak mau jika sesuatu menimpa putra nyonya rumah mereka, "jangan khawatir, mereka tadi bertemu dengan Tuan Orion lalu bertiga memutuskan untuk mencoba lagi menguasai pompa bensin! Mereka mendesak pergi dan tak ingin diganggu."

Sopir itu tak begitu saja percaya, maka ia segera mengikuti instruksi Kenneth dengan tambahan permintaan, "Baiklah jika Anda berkata demikian, akan tetapi kita akan sedikit mendekat ke jalur dekat pompa bensin itu dulu, Tuan. Kota ini berbahaya. Mungkin saja mereka sedang butuh bantuan!"

Kenneth menggeram kesal, namun tak mampu membantah atau menolak. Bagaimanapun ia hanya seorang tamu saja di kompleks Delucas meski bekerja di sana. "Baiklah. Tetapi hati-hati. Di sana banyak survivor yang bisa menghalang-halangi kita!"

Menjelang fajar, akhirnya rombongan itu akhirnya berangkat. Sedikit berbelok ke rute yang telah mereka tinggalkan, mereka sekali lagi dibuat terkejut dengan suara-suara letupan keras maupun cahaya tak wajar yang mengakibatkan kepulan asap tebal hitam di udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun