"Astaga, Leon, tidak, jangan ceroboh, tunggu dulu... tung...!"
Panggilan Kenneth itu semakin melemah dan tak mampu lagi ia teruskan. Kesadarannya perlahan-lahan memudar.
"Dokter Vanderfield! Apa yang terjadi...?" semua anggota  go downtown panik setelah pria yang mereka anggap pimpinan mulai tak sadarkan diri.
"Tuan Leon Delucas! Apa yang Anda baru saja perbuat? Apa yang sebaiknya kami lakukan? Semua ini..."
"Jangan banyak tanya! Kalian lebih baik kembali saja ke bus, pulang ke kompleks tanpa aku! Aku nanti akan menyusul bersama Nona Maharani saja! Aku takkan pulang tanpa dirinya, aku sungguh mencintainya!"
Bersama dengan kalimat itu, Leon yang sudah kembali kuat undur diri
 ke dalam kegelapan. Tak satupun dari semua anak buah ibunya berkeinginan mengejar atau menghalang-halangi kepergiannya.
"Astaga, semoga semua baik-baik saja!"
Kembali ke masa kini. Leon masih menyaksikan semua yang terjadi di kejauhan; Orion yang masih memeluk erat tubuh Maharani yang belum kembali kuat berdiri sendiri, para pria survivor kota Chestertown yang masih asyik memperebutkan rokok dan cerutu pemberian Orion. Sang pemimpin tak lupa menyambar kedua pemantik yang ada. Ia tak ingin benda berharga itu jatuh ke dalam tangan anak buahnya. Tapi salah satunya ternyata direnggut seorang yang buru-buru menjauh setelah mendapatkan sebatang cerutu mahal yang ia idamkan!
"Hey, what are you doing? Bodoh! Just stop it!" Si Pemimpin marah besar tapi tak berdaya untuk mencegah. Orang itu lari dan menghilang di sekitar bangunan utama.
Orion sama sekali tak memedulikannya. Ia hanya ingin segera pergi dari sana bersana Rani. "Ayo kita segera pergi dari sini. Sepeda motor ayahku ada di sana!"