Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 121)

29 Mei 2023   10:26 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:04 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Oh my God. Tidak mungkin. It couldn't be true. Apa sebenarnya rencana sejati Kenneth di tempat ini?

Sosok zombie yang ada di hadapan Orion itu jelas bukan Russell. Pria malang itu sudah mati untuk kedua kalinya di arena. Yang ini ternyata entah terlupakan untuk dilepaskan atau memang tak ingin untuk diketahui siapapun. Berada di tempat terdalam dan paling rahasia di Lab Barn, zombie ini bukan lagi manusia utuh yang terinfeksi Octagon lalu meninggal dunia karenanya. Bekas jahitan pada kulit dan plester luka pada kepalanya masih menempel.

Lebih mirip... monster... ciptaan Victor Frankenstein! Kemungkinan besar zombie ini gabungan jenazah dua orang yang telah ditembak Kenneth pada saat menyerang Russell! Dibedah lalu disatukan kembali secara paksa. Lalu, entah bagaimana, mendapatkan nyawa kembali. Bagaimana mungkin? Eksperimen macam apa ini? Bukankah Kenneth ingin menjadi penemu vaksin? Mengapa ia malah jadi berbuat hal seperti ini? Bagaimana mungkin zombie yang sudah mati dua kali bisa bangkit kembali? Apakah... mereka sesungguhnya belum mati walau sudah menerima 'headshot' sebagai cara pertama dan satu-satunya membersihkan?
Orion merasa muak, tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Tetiba ia merasa harus segera pergi ke kota untuk mencari dan menjemput Rani. Tak peduli lagi pada semua yang terjadi di kompleks ini, seberapapun nyamannya. Bahkan baru saja terjadi kematian massal, membuktikan bahwa sumber daya dan senjata saja belum cukup untuk mempertahankan diri. Musuh yang sesungguhnya adalah... krisis kepercayaan!

Siapa lagi yang dapat kujadikan rekan dan kupercaya selain Rani? Sayang, kau ada di mana? Cepatlah kembali, atau aku harus melarikan diri dan menyusulmu. Akan tetapi, bagaimana dengan ibuku? Tak mungkin aku pergi tanpa membawanya.

"Tuan, Anda tunggu apa lagi? Aku tak ingin hidup lagi, bunuhlah aku, ini sangat menyiksa..." zombie itu terus bicara dan meratap.

Orion menyiagakan senjata apinya. Tetapi ia segera menurunkannya lagi. "Tidak, tidak, tidak... Aku tak punya kuasa untuk melakukannya, meski aku ingin sekali menolongmu!" Orion merasa zombie buatan Kenneth ini memang sangat berbahaya jika dibiarkan. Akan tetapi tiba-tiba saja pemuda itu mendapat ide yang jauh lebih baik!

"Belum saatnya... Maaf! A-a-aku harus menyerahkan tugas itu kepada orang lain, mungkin dia yang menciptakanmu! Aku bukan orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di sini. Maaf... aku tak bisa!" Orion perlahan-lahan sekali bersijingkat mundur satu dua langkah, segera menjauhi kandang si zombie buatan sebelum makhluk itu betul-betul sadar bahwa tamu tak diundangnya berinisiatif untuk pergi dari Inner Chamber.

Pemuda itu segera berbalik dan membuka pintu, lalu berlari secepat yang ia bisa untuk keluar dari Lab Barn. Pintu-pintu ruangan mengabur bagaikan berlari dalam gerak semu.

Orion tadinya hendak langsung keluar dari kompleks menggunakan sepeda motor tuanya. Semakin lama menunda, semakin ia cemas pada semakin kecilnya kemungkinan ia akan bertemu lagi dengan Rani. Akan tetapi, bagaimana dengan ibunya?

Dalam galaunya ia segera menuju paviliun Maharani. Ada sesuatu yang perlu segera ia ambil dari sana. Sesuatu yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun