Dalam situasi gelap gulita itu mulai tumbuh bibit-bibit kepanikan. Beberapa senter dan lampu darurat segera dinyalakan, tetapi tak seorangpun tahu mengapa listrik kompleks Delucas sampai padam.
"Ada apa gerangan?" terdengar pertanyaan Lady Mag, "Apakah sering terjadi yang demikian di tempat ini?"
"Tidak!" Rose menjawab cepat, "There's something very wrong here!" ucapnya geram, "Petugas-petugas! Periksa apakah pagar listrik arena masih berfungsi penuh atau tidak! Jika tidak, usahakan agar kembali menyala! "
"Astaga! Tidak menyala, Ma'am! Apa yang harus kami lakukan?" petugas-petugas itu memeriksa dan mulai panik, "Para 'korban' itu bisa saja menerobos keluar jika mereka 'sadar' bila ancaman sudah hilang!"
"Kalian berjaga, tahan sekeliling pagar! Lakukan hingga listrik menyala! Apabila tidak bisa, segera ambil tindakan darurat!" Rose sudah tak bisa lagi berpikir jernih, "Bersihkan mereka semua!"
Sebagian petugas lagi dikerahkan untuk mengecek pusat generator listrik. Suasana mulai benar-benar panik. Penonton berebutan menjauh dari sekitar arena, sebagian masih berjaga-jaga dengan senjata apapun yang mereka temukan.
Orion yang tadinya hendak membidik Russell juga kehilangan targetnya karena gelap. Untuk sementara keinginannya 'menolong rekan sebelah kamarnya' harus tertunda lagi.
"Ke mana Rev. Edward Bennet?" Rose dalam suasana genting berusaha mencari 'pendeta gadungan' yang ia harapkan akan menolongnya.
"Beliau tidak ada di tempat duduknya!" lapor seorang petugas.
Kepanikan Rose semakin menjadi-jadi, "Kurasa dia biang keladinya! Segera cari dan bawa Rev. Edward Bennet ke hadapanku!"