Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 108)

17 Mei 2023   10:41 Diperbarui: 17 Mei 2023   10:48 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Nona Maharani, please wait a minute, tunggu sebentar..."


Orion telah meminta izin kepada Rose untuk berbicara kepada Rani seusai pengundian giliran misi ke kota. Telah dipilih secara acak sekitar 20 orang dewasa lain untuk mendampingi dokter Kenneth, Leon dan Rani. Mereka tengah menerima senjata dan amunisi yang diperlukan.


"Ada apa, Tuan Orion?" Rani tahu di main hall saat ada banyak orang bersama mereka, tak mungkin bisa bersikap mesra. Pandang Orion seperti biasa membelai lembut tanpa suara. Ekspresi khawatir terpancar jelas walau pemuda itu tak dapat mendekat, apalagi memeluk atau menciumnya.


Mereka tahu, entah sengaja atau tidak, Maharani telah dijerumuskan oleh keluarga Delucas ke medan perang di mana Orion tak berdaya untuk mendampinginya.


"Hati-hati. Jangan lupa jika kami semua berdoa dan menunggu kalian kembali dengan selamat." Orion tak dapat berkata-kata banyak. Mata cokelatnya berkaca-kaca, tak rela jika Rani kelak bernasib seperti Russell atau Rev. James. Namun pemuda itu yakin Rani berbeda. Wanita muda itu sudah belajar kemarin malam, semua tentang duka maupun cara bertahan hidup.


Rani lama baru sanggup menjawab dengan penuh kesungguhan, "I will, we will, and thank you. Kami akan baik-baik saja!"


"Nona Rani, Papa Orion!" Leon datang menyelak mereka, seperti biasa, sedikit heboh dan kegirangan, "Betul 'kan, mama pasti memberiku izin? Ayo kita berangkat, bepergian dengan bus, semua akan aman. Anggap saja kita tur safari malam, kita berpetualang menuju rimba. Survival of the fittest!"


"Leon, berhati-hatilah. Ingat kejadian mengerikan saat sepeda motormu rusak. Nyawa lebih berharga daripada benda apapun. Mamamu sangat mengkhawatirkanmu, ia sesungguhnya tak ingin kau pergi. Hanya ingin agar kau terlindungi, kali ini juga belum boleh berangkat sendirian!" Orion memberi wejangan.


"Well, baik. Aku akan melindungi dan dilindungi Nona Rani! Kali ini semua akan berbeda!" Leon semakin percaya diri, jika ia bisa, Rani akan memperoleh simpatinya.


"Jangan lupakan aku..." Kenneth si dokter tetiba muncul dengan semua persenjataan yang tak biasanya. Semua orang yang ikut ia bagi beberapa benda, bukan pistol atau pisau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun