"Sejujurnya, aku tak yakin jika mereka semua masih hidup..." ungkap Orion dengan suara sangat pelan hingga hanya Rani yang bisa mendengar.
"Tak ada jalan lain? Apa kita harus melewati mereka, Sayang?"
"Ya, ini jalan satu-satunya, dan aku takkan berbuat bodoh lagi seperti waktu itu. Walau kali ini kita mengenakan perlengkapan dengan prokes lengkap, tak ada jaminan jika kita 100 persen aman dari Octagon..."
Orion memalingkan wajah ke Leon yang masih berada di sebelahnya, "Anak Muda, dalam hitungan 3, 2, 1 disusul aba-abaku, kita bersama-sama pacu sepeda motor secepatnya melewati mereka, siapapun dan apapun mereka... Jangan menoleh dan berhenti. Apapun yang terjadi, bertahanlah!"
"Siap..."
"Apakah semua akan tetap aman?" Grace meringis.
"Ready or not, here we come! Pegangan yang erat, Dik!" Leon juga berdoa dalam hati.
Orion mulai menghitung, suaranya kali ini cukup keras, "Three, two, one..."
Kedua pemuda itu menyalakan mesin dan lampu depan sepeda motor mereka kembali sementara sosok-sosok itu belum bereaksi.
Belum ada seorangpun termasuk dokter Kenneth yakin jika panca indra zombie Octagon masih berfungsi, namun Orion dan Rani yakin jika mereka 'tertarik' pada makhluk hidup! Entah karena suara maupun cahaya. Akan tetapi kini, sosok-sosok itu, kemungkinan besar sebuah keluarga, sepertinya mulai 'sadar'. Mereka menoleh dan terhuyung-huyung bangkit. Seperti dalam film-film horor, beberapa merentangkan tangan ke depan. Mereka bergerak perlahan tapi pasti menuju sepeda-sepeda motor. Menuju para 'pengusik ketenangan' mereka!