Museum Sejarah Jakarta atau dikenal juga sebagai Museum Fatahillah adalah salah satu museum pertama di DKI Jakarta yang berada di lingkungan kota tua Batavia yang kini bernama DKI Jakarta, didirikan pada tahun 1707-1710. Luasnya lebih dari 1.300 meter persegi.
Awalnya digunakan sebagai Balai Kota Batavia saaat pemerintahan Gubernur Joan Van Hoorn, desain dan arsitektur bangunan berhalaman luas ini dibuat terinspirasi dari Museum Dam di Amsterdam. Diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta oleh Gubernur Jakarta masa itu, Bapak Ali Sadikin, pada tahun 1974.
Memiliki banyak sekali koleksi sejarah berharga dari peninggalan Zaman Penjajahan Belanda dan bahkan jauh sebelumnya, museum ini bisa dijadikan salah satu destinasi objek wisata pendidikan yang murah meriah bagi keluarga. Harga tiketnya juga masih sangat terjangkau, hanya sebesar lima ribu Rupiah bagi orang dewasa dan dua ribu Rupiah bagi anak-anak, sedangkan mahasiswa mendapatkan harga khusus tiga ribu Rupiah saja.
Memiliki koleksi peninggalan barang-barang bersejarah mulai dari guci tua atau keramik, gerabah, lukisan, perabot, mural, gamelan hingga replika perjalanan sejarah Kota Jakarta, hasil penggalian arkeologi dan bahkan replika prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran dan Tarumanegara. Totalnya terdapat lebih dari 23.500 barang yang masih dapat kita lihat dan nikmati. Museum ini buka pada Hari Minggu hingga Sabtu pada Pukul 09.00 hingga 15.00, sedangkan pada Hari Senin dan Hari Libur Nasional tutup.
Jangan lupa untuk berfoto dengan beberapa benda ikonik di museum ini, antara lain Meriam Si Jagur yang legendaris ini. Tahukah kalian apa yang dilambangkan dengan gestur kepalan tangan di bagian belakang meriam ini? Ternyata artinya tidak nyeleneh seperti yang dibayangkan atau sering dibicarakan sebelumnya, melainkan sebuah simbol keberuntungan, lho.