Belakangan ini di berita-berita kencang digaungkan dan diperdebatkan wacana kenaikan tarif Busway alias Transjakarta yang sudah belasan tahun bertahan di angka Rp. 3.500 pada jam 7 pagi ke atas.
Beberapa alasan, tarif sudah lama sekali tak dinaikkan, serta untuk menambah dan menunjang sarana dan prasarana yang sedang dibangun, misalnya revitalisasi halte, penambahan armada dan perluasan trayek.
Di luar segala pro-kontra pihak-pihak berwenang dan terkait serta para pengguna jasa moda transportasi massal ini (misalnya saya) sebenarnya angka sebesar 3.500 Rupiah sudah sangat layak dipertahankan, malah jika bisa dipermurah atau dikurangi.
Mengapa?
1. Masih sangat kurangnya jumlah armada yang bisa tepat waktu tiba di halte sehingga kerap terjadi penumpukan calon penumpang.
2. Masih adanya tindak pelecehan seksual walau sudah gencar diadakan sosialisasi pencegahan dan pelaporan.
3. Masih ada-tidaknya tenaga petugas jaga alias pramusapa yang berjaga. Kadang ada hari ini dan kadang tidak ada pada hari lain.
4. Masih banyak hal yang bukannya semakin baik malah semakin berkurang, misalnya ketepatan waktu pemberangkatan (sering lama kosong atau menunggu, padahal armada ada, entah karena tidak melayani penumpang atau mungkin petugas terlalu lama beristirahat dahulu).
5. Masih seringnya terjadi kemacetan di jalur busway, khususnya saat banyak pengemudi kendaraan pribadi (terutama sepeda motor) dan angkutan umum yang mencuri jalur Transjakarta, bahkan berani melawan arus saat terjadi kemacetan.)
Sering terjadi di koridor 3 Kalideres-Jakarta, bahkan sangat berisiko meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.