Perjalanan hidupku sebagai penulis lepas sudah mengalami banyak sekali pasang surut. Sejak 2006 mengalami hal kurang menyenangkan, 2016-2017 mengalami masa kembali alias comeback yang menggembirakan, lagi aku merasa ingin berhenti saja saat media yang kuberikan kontribusi mendadak tidak menerima artikel kontributor lagi.
Apakah aku putus asa dan menyerah? Barangkali ya, sempat merasa malas, enggan, putus asa. Meskipun talenta menulis tak kugunakan selama beberapa tahun, berusaha fokus pada pekerjaan utama saja, Tuhan YME kembali membukakan jalan pada akhir tahun 2020.
Bersama Pak Effendi Tjiptadinata yang bekerja sama menelurkan karya bersama Kompasianer merayakan perjalanan cinta kasih keluarga beliau dengan Pak Ikhwanul Halim sebagai penerbit, aku kembali menemukan passion dalam menulis.
Beribu aral melintang, aku tetap berusaha untuk berkarya melalui fiksi dan non fiksi. Kisah fiksi kesukaanku adalah genre anti mainstream berupa romansa misteri atau thriller. Sesekali, walau bukan utama, aku berusaha menulis puisi sederhana. Non fiksiku berupa artikel dan opini yang berusaha memberi pendapat pribadi mengenai apa yang perlu diubah dari apa yang sudah ada.
Semboyan atau moto pribadiku adalah unik, orisinal, menulis dari hati. Unik artinya tulisanku sebisa mungkin berbeda dari yang sudah ada. Orisinal artinya spontan dan asli dari dalam diri. Menulis dari hati artinya ide dan inspirasi menulisku bukan hanya dengan otak, mata dan tangan, melainkan juga dari dasar hati yang paling dalam.
Walau seringkali menerima feedback yang baik, masih ada juga yang belum bisa mengerti dan memahami tulisan-tulisanku. Masih ada yang kurang setuju atau kerap memberi prasangka negatif atau cap kurang mengenakkan.
Tak mengapa. Asal kita jalankan semua sebaik-baiknya, berdoa dan berusaha dengan restu Tuhan Yang Maha Esa maka semua akan tercapai.
Heran dan ajaib, semakin banyak tantangan dan halangan, jalanku semakin diberkati. Srjak aku kembali menulis, walau dengan santai dan almost effortless, hanya beberapa puisi atau artikel sehari di sela kesibukan, banyak berkat yang kuterima.
Terima kasih untuk sahabat-sahabat dunia maya dan nyata yang selama ini setia mendampingi termasuk keluarga Pak Ikhwanul dan Komunitas PenA. Jalinan pertemanan kita kukuh terbukti dan teruji lewat waktu.
Semoga kita selalu sehat, sejahtera, diberkati dan mendapatkan banyak rezeki dari semua kebaikan yang kita tebarkan lewat literasi.