Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 57)

2 Maret 2023   15:52 Diperbarui: 3 Maret 2023   07:07 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

"Mengapa kau bisa begitu yakin?"

"Aku sudah ikut membaca surat lamaran kerja yang Anda kirimkan dari Everlondon. Single. Apakah aku salah jika mencoba mendekati sesama lajang seperti Anda? Di negeri ini usia dan asal negeri antara pasangan cukup jarang menjadi masalah."

Rani menarik lalu menghela napas panjang. "Baiklah, namun dengan dua syarat."

"Apa itu? Apapun yang kubisa akan segera kupenuhi! I'm already a gentleman!" Leon kembali antusias.

Rani melirik kanan-kiri, lalu berkata pelan sekali, "Pertama, aku tak ingin kau sentuh. Kedua, aku tak mau menjadi pasangan sungguhanmu. Menemanimu sebentar saja mungkin masih bisa kulakukan. Baiklah, satu kali piknik atau naik kuda, mungkin aku bisa meluangkan waktu."

Leon terdiam. Sesungguhnya ia mengidamkan hal-hal yang lebih dari itu. Bukan lagi bocah ingusan, ia telah tumbuh besar dan siap dianggap sebagai seorang pria dewasa, mampu bersikap dan bertindak sesuai kehendak. Tetapi wanita di hadapannya ini seorang gadis dari Everasia, benua yang masih menjunjung tinggi budaya ketimuran yang sopan.

"Baiklah, jika Nona Rani sendiri yang meminta begitu, aku takkan menolak. Untuk saat ini kurasa tak apa-apa. Aku pria yang menepati janji. Mari ikut denganku."

Leon mengantar Rani menuju suatu ruangan yang selama ini tak pernah ia duga bahwa tempat itu telah disulap menjadi 'markas rahasia keluarga Delucas'.

"Ruang pantau CCTV?" Rani bergidik. Puluhan monitor real time itu memperlihatkan hampir semua sudut di dalam peternakan, pengolahan bahan makanan dan tentu saja di sekeliling pagar hidup tinggi dan batas-batas lahan kompleks Delucas. Begitu sepi dan suram tanpa tanda-tanda kehidupan, jauh berbeda dari biasanya.

"Ya, ini baru dan tidak untuk diakses semua orang. Kumohon, rahasiakanlah keberadaan tempat ini dari siapapun. Yang tahu baru hanya mamaku, Kenneth dan aku. Bahkan Grace, Papa Orion dan Henry Westwood saja belum kami beritahukan. Rencananya kami ingin bergiliran berjaga di ruangan ini walau entah mulai kapan."

Rani duduk di sebuah kursi sementara Leon menyalakan sebuah komputer di mana sebuah alat terpasang, perekam serupa video yang bisa menyimpan data.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun