"Orang yang diserang tadi belum meninggal dunia?"
"Belum. Kami telah membawa ketiganya ke lab barn tempat yang diizinkan Lady Rose kugunakan untuk penelitian. Orang ketiga hingga saat ini belum sadarkan diri. Kami sedang mengisolasi dan berusaha memulihkan dirinya, apapun nanti hasilnya. Mungkin saja ia akan menjadi pahlawan kemanusiaan."
"Wow, awesome. Now we have two dead zombies and one zombie-to-be!" Leon bersiul, lalu lanjut bertanya, "Apakah kita akan menjadikan mereka objek penelitian atau semacamnya? You know, membedah jasad mereka untuk mengetahui reaksi virus Octagon?"
"I-i-ini masih saatnya makan. Please don't talk about blood and gore, Guys! Kalian membuatku kehilangan selera!" Grace mengingatkan.
"I remind you too, Leon, stay away from the lab barn, Young Man! Jika kau berani melanggar..." Lady Rose sekali lagi mengingatkan putra sulungnya.
"Hei. Aku tahu, Ma. I'm not such a 'jughead', not a 'daredevil' either!"
Rani hanya ingin mencoba mengetahui kabar Orion. Diselesaikannya sarapan  secepatnya walau perutnya tak terlalu lapar.
Aku tak mungkin datang ke kamar pribadi suamiku. Keluarga Delucas akan curiga!
Rani punya nomor ponsel Orion. Ia belum pernah menghubunginya lewat chat. Karena mereka tinggal berdekatan, akan terasa aneh jika mereka mulai bercakap-cakap lewat tulisan. Lagipula, bagaimana jika Lady Rose, sengaja atau tidak, menemukan ponsel Orion dan membaca semua chat di dalamnya?
Duh, Orion. Now, how can I contact you without getting spied?
***