***
Keesokan harinya seisi kelas dua belas heboh. Dua pucuk surat anonim di laci meja Jenny menjadi misteri terbesar. Jenny sebenarnya malu saat menemukan. Namun teman-teman segengnya terlanjur heboh, ramai ngeledek.
"Cie cie! Kira-kira, siapa aja nih penggemar rahasia Jenny?"
"Wah, dua-duanya beda banget. Yang ini luar biasa sekali! Aduh, manisnya. Romantisnya. Aku suka banget, Jen. Ini pasti cowok luar biasa."
Wajah Jenny bersemu dadu. "Kalian ya, iseng ngerjain aku?"
"Tidaaaaak!" gadis-gadis itu kompak menjawab. "Kami siap bantu menyelidiki siapa saja penulis surat ini. Yang jelas pasti cowok."
"Ya. Jika perlu, kita cek CCTV!"
"Setuju!'
"Tidak perlu, Nona-nona! Lagipula gak seru banget pake cara gitu!" cowok-cowok Minions Brandon muncul. "Kami dengan senang hati membocorkan siapa saja pengagum rahasia Jennifer! Gak lain gak bukan, Brandon dan... Vincent!"
Seisi kelas terdiam. Bergantian, puluhan pasang mata cowok-cewek menatap tajam dua cowok yang namanya disebutkan para Minions Brandon itu.
Brandon spontan tersenyum bangga sambil mengangguk, "Ya, aku menuliskannya dengan segenap hati karena aku seorang gentleman! Aku sudah berusaha keras."