"Uh, sorry Orion, just forget it!" Rani buru-buru merapikan duduknya, bersyukur belum tuntas mengucapkan kalimatnya. Orion pun bergegas menjauh.
"Oh, Guys, ternyata kalian di sini! Kami menunggu-nunggu. Maaf jika mengganggu!" Ternyata Grace yang muncul dengan napas terengah-engah, "Mari kita bergegas ke ruang keluarga. Mama, Leon, dokter Kenneth, Henry dan semua pegawai senior telah berkumpul. Kita sedang menyaksikan perkembangan virus Octagon di EverTV. Ada berita buruk terbaru dari Everlondon, sangat buruk!"
Keduanya segera berdiri, "Astaga, apakah akhir zaman semakin dekat?" Orion sedari pagi sudah merasakan akan adanya hal-hal yang lebih buruk daripada 'skenario upacara pernikahan' rancangan Lady Rose.
"Ya, pandemi virus Hexa masih benar-benar belum seberapa. Yang ini betul-betul jauh lebih parah, Guys!" Grace tampak muram, "Terpaksa akan kugenggam juga senjata-senjata yang kubenci itu. Jujur, hatiku terlalu lembut! Aku tak tega membunuh seekor semutpun. Nyaris saja aku menjadi seorang vegetarian jika mama tak buru-buru menginterupsi keinginanku itu. Aku tak bisa menyakiti dan nyaris tak bisa makan makhluk hidup atau yang 'pernah hidup' walau sudah berupa hidangan lezat!"
"Kau benar, Grace. Aku juga kurang ahli dalam hal bela diri. Duh, situasi apa lagi yang akan kita hadapi? Mungkinkah semua yang di dalam mimpi burukku menjadi kenyataan?" Rani menggemakan pikirannya.
"Uh, mimpi buruk tentang apa, Nona Rani?" Grace jadi penasaran.
"Uh, lupakanlah. Istilah Evernesia, mimpi hanyalah bunga tidur!" Rani mencoba tertawa walau kegelisahannya sukar untuk disembunyikan.
Ketiganya berjalan menuju ruang keluarga, di mana semua orang sudah berkumpul di hadapan televisi.
(bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI