"Anda... berani.... mengancamku?" Tenang, Lady Rosemary perlahan sekali membalikkan badan. Walau nyawanya berada dalam bahaya besar, ia yakin jika pria asing itu takkan berani menembaknya.
"Silakan saja, Tuan. Jika aku mati, kalian masih harus coba menerobos gerbang ini serta membunuh orang-orangku. Bila itu bisa terjadi, stok makanan yang berhasil kalian dapatkan di gudang juga belum seberapa. Paling-paling hanya cukup untuk beberapa minggu. Semua perbuatan kalian sedari tadi sudah terekam di CCTV 24 jam kami. Tak hanya sudah mencabut nyawa orang-orang lain, trespassing of private property itu jelas-jelas melawan hukum, kalian semua cepat atau lambat akan diamankan oleh pihak yang berwajib, masuk penjara. Jika wabah atau pandemi baru ini benar-benar jadi kenyataan, kalian akan mati kelaparan membusuk di balik jeruji besi sementara zombie-zombie itu berkeliaran di Chestertown!"
Menyadari jika kata-kata panjang lebar Lady Rose itu benar, pria yang mengancam di luar itu hanya bisa menggigil dalam kemarahan. Tetapi ia belum juga ingin menurunkan senjatanya. "Bagaimanapun, kami butuh makanan! Anda harus segera menjual atau berbagi apapun kepada kami! Tegakah Anda, seorang sosialita Chestertown, membiarkan kami kelaparan?"
Kali ini Orion gantian berbicara dengan nada yang jauh lebih ramah demi menyejukkan suasana, "Well, semuanya, harap tenang dulu. Mari kita lihat saja besok, Tuan-tuan! Hari ini sudah malam, kami sedang tutup. Jika kalian ingin, cobalah kembali pada saat kami buka! Mungkin jika stok masih cukup, kami tentu siap menyalurkan bantuan! Bagaimana?"Â
Para pengunjung dadakan itu terheran-heran, pria muda 'baru' dalam keluarga Delucas ini berhasil membuat suasana tegang sedikit melonggar. "Baiklah, kami bersedia menunggu. Kami sebetulnya tak ingin ribut-ribut, hanya sangat cemas memikirkan keluarga kami dan semua yang bisa terjadi. Pandemi virus Hexa di masa lalu masih membuat kami trauma! Terima kasih banyak, Tuan Delucas! Kami pergi, tetapi akan segera kembali besok!"
"Alright. Good night, Gentlemen! See you all later."
Rombongan yang sempat bersitegang di luar gerbang itu akhirnya menurunkan senjata-senjata dan perlahan-lahan bubar, pergi dengan kendaraan masing-masing. Akhirnya semua penjaga gerbang dan keluarga Delucas bisa sedikit bernapas lega.
"Ternyata aku tak perlu sampai menggunakan magnumku ini dan memberi tembakan peringatan ke udara!" Lady Rosemary tersenyum, "Orion, kali ini kau bertindak bijaksana sebagai suami baruku, I like it, it's so wise of you! Tadi kupikir akan terjadi pertumpahan darah di sini!"
"Rose, seperti biasa, kata-katamu memang selalu tajam menyakitkan, kau perlu sedikit belajar lebih berempati kepada penduduk Chestertown!" Kenneth si dokter ikut berbicara, "Sekarang kita harus sama-sama berpikir panjang bagaimana cara untuk survive dari kemungkinan paling mengerikan yang menunggu di depan mata!"
***
"Astaga, Leon! Apa-apaan ini, apakah kau sendiri yang mendesain atau mengedit semua foto keren yang menyeramkan ini?" Rani kagum, merasa ngeri dan terheran-heran sendiri saat Leon memperlihatkan print-an manusia-manusia mirip zombie yang diperoleh dari deep web.
"Keren bukan? By the way, semua ini sungguhan, bukan editan atau foto tangkapan layar dari film belaka, lho!" Tegas Leon.
Grace buru-buru menambahkan, "Sesungguhnya kami tak bemaksud menakut-nakutimu, Nona Rani. Tadinya kami ingin memperlihatkan ini kepada Papa Orion, namun ia ikut diajak pergi ke depan. Aku memang masih belum percaya dengan semua ini, apalah Anda juga?"
Rani teringat pada semua mimpinya. Gerombolan zombie di Viabata seperti di adegan-adegan film serial Evermerika atau Khoreya atau online game yang sering membuat heboh. "Kurasa memang tak mungkin semua itu bisa terjadi. Sebab hingga saat ini tak pernah ada orang mati yang bisa hidup kembali, terlalu fiksional dan juga..."
Pendapat Rani itu terputus. Tiba-tiba pintu kamar Leon terbuka, "Anak-anak!" Orion memanggil, "Kalian ada di sini?"
"Oh, kau, Papa Orion!" Leon dan Grace terburu-buru menyelipkan semua print-an mereka di balik buku-buku bacaan di atas meja belajar.
Pemuda itu berdeham, belum terlalu terbiasa dipanggil dengan sebutan papa. "Oh, kau di sini juga, Nona Rani," sapanya, mencoba tak terdengar mesra.
"What's going on out there?" Leon terburu-buru bertanya, belum ingin menceritakan kepada Orion dan lebih penasaran mengetahui perkembangan berita terbaru.
"Penduduk Chestertown mendesak ingin masuk membeli bahan makanan dan minuman dari peternakan dan perkebunan kita. Tak apa-apa, semua sudah berhasil diatasi!" Orion tak ingin menceritakan baku hantam yang nyaris terjadi, khawatir jika Maharani akan merasa takut.
"Kurasa memang situasi semakin memanas. I hope we'll be just fine here." Rani merasa Orion belum ingin bercerita lebih banyak di hadapan para remaja.
Orion mengajak ketiganya, "Ayo kita segera turun ke main hall. Mama kalian dan dokter Kenneth ingin memberikan pengumuman dan briefing mengenai apa yang terjadi di Pharez yang kemungkinan dapat melanda seluruh dunia!"
***
"Pandemi Virus Hexa beberapa tahun silam sudah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia Ever. Virus misterius ini, walau belum memiliki nama resmi, kami kalangan dunia kedokteran menyebutnya Virus Octagon. Karena bentuknya yang menyerupai kristal bersisi delapan.
Sedikit bocoran, bukan untuk menakut-nakuti, Octagon tak hanya airborne, menyebar melalui udara. Octagon berhasil melumpuhkan Pharez hanya dalam kurun waktu beberapa hari. Pencegahan penularan dalam bentuk isolasi ternyata tak begitu berhasil. Pasien yang tertular tak bisa hanya dikurung karena hilang kesadaran, koma atau meninggal, lalu pada sebagian besar kasus mengalami yang disebut dengan 'reanimasi', sebagai informasi, reanimasi adalah gerakan seperti hidup kembali yang sangat mirip dengan..."Â
Dokter Kenneth Vanderfield terdiam sejenak saat berbicara panjang lebar di main hall, semacam aula tempat pesta dan berkumpul penghuni kediaman Delucas yang kini penuh sesak dengan ratusan pegawai dan seluruh anggota keluarga.
"Zombie?" Pertanyaan 'polos' Leon tetiba memecah kesunyian nan mencekam.
(Bersambung Senin)
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI