Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 29)

17 Februari 2023   16:47 Diperbarui: 17 Februari 2023   17:03 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

"Astaga, Leon! Apa-apaan ini, apakah kau sendiri yang mendesain atau mengedit semua foto keren yang menyeramkan ini?" Rani kagum, merasa ngeri dan terheran-heran sendiri saat Leon memperlihatkan print-an manusia-manusia mirip zombie yang diperoleh dari deep web.

"Keren bukan? By the way, semua ini sungguhan, bukan editan atau foto tangkapan layar dari film belaka, lho!" Tegas Leon.

Grace buru-buru menambahkan, "Sesungguhnya kami tak bemaksud menakut-nakutimu, Nona Rani. Tadinya kami ingin memperlihatkan ini kepada Papa Orion, namun ia ikut diajak pergi ke depan. Aku memang masih belum percaya dengan semua ini, apalah Anda juga?"

Rani teringat pada semua mimpinya. Gerombolan zombie di Viabata seperti di adegan-adegan film serial Evermerika atau Khoreya atau online game yang sering membuat heboh. "Kurasa memang tak mungkin semua itu bisa terjadi. Sebab hingga saat ini tak pernah ada orang mati yang bisa hidup kembali, terlalu fiksional dan juga..."

Pendapat Rani itu terputus. Tiba-tiba pintu kamar Leon terbuka, "Anak-anak!" Orion memanggil, "Kalian ada di sini?"

"Oh, kau, Papa Orion!" Leon dan Grace terburu-buru menyelipkan semua print-an mereka di balik buku-buku bacaan di atas meja belajar.

Pemuda itu berdeham, belum terlalu terbiasa dipanggil dengan sebutan papa. "Oh, kau di sini juga, Nona Rani," sapanya, mencoba tak terdengar mesra.

"What's going on out there?" Leon terburu-buru bertanya, belum ingin menceritakan kepada Orion dan lebih penasaran mengetahui perkembangan berita terbaru.

"Penduduk Chestertown mendesak ingin masuk membeli bahan makanan dan minuman dari peternakan dan perkebunan kita. Tak apa-apa, semua sudah berhasil diatasi!" Orion tak ingin menceritakan baku hantam yang nyaris terjadi, khawatir jika Maharani akan merasa takut.

"Kurasa memang situasi semakin memanas. I hope we'll be just fine here." Rani merasa Orion belum ingin bercerita lebih banyak di hadapan para remaja.

Orion mengajak ketiganya, "Ayo kita segera turun ke main hall. Mama kalian dan dokter Kenneth ingin memberikan pengumuman dan briefing mengenai apa yang terjadi di Pharez yang kemungkinan dapat melanda seluruh dunia!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun