"Tidak perlu. Yang penting, kumpulkan teman-teman kita agar mereka tak panik. Â Masalah persediaan barang nanti bersama-sama kita pikirkan jalan keluarnya!"
Orion dan Rani berusaha keras mencapai lokasi parkir tadi. Bus mini pegawai masih terparkir di tempatnya semula. Orion segera mendatangi sang sopir yang duduk menunggu di balik setir dan bertanya, "Tuan, mengapa sepi? Ke mana semua teman-teman kita? Apakah mereka belum akan pulang ke kediaman Delucas?"
"Oh, demi Tuhan, syukurlah Anda kembali, Tuan Muda. Lady Rosemary tadi tiba-tiba muncul out of nowhere lalu menitahkan kami untuk membeli semua yang dirasa perlu untuk memenuhi kebutuhan kompleks kita! Dikeluarkannya uang yang banyak sekali lalu pergilah semua orang kita, hingga kini belum ada satupun yang kembali," demikian lapor sang sopir sambil mengangkat bahu, "yah, kurasa kita harus bersiap-siap, tentunya Lady Rosemary masih sedikit trauma juga pada pandemi virus pernapasan disusul 'pergi'-nya ayah Tuan Muda Leon Nona Grace beberapa tahun silam. Ups, maafkan aku, Tuan Muda Orion. Aku tak bermaksud untuk curhat maupun mengungkit-ungkit masa lalu!"
"Ah, tak apa-apa, Tuan. Lady Rose mungkin bersiap siaga saja. Semoga apapun virus misterius yang sedang melanda Pharez tak akan pernah sampai di sini!"
"Evernesia juga!" tambah Rani, tak ingin jika kelak tak bisa kembali lagi ke tanah airnya.
"Ya. Semoga negerimu yang indah juga tak mengalami pandemi seperti dulu lagi. Mudah-mudahan saja semua selamat."
"Amin. Keluarga besarku jauh di sana tentu juga mencemaskan hal ini. Sangat berbahaya jika penyakit menular apapun mencapai kota berpenduduk sepadat Viabata!"
Rani tahu betul ia tak bisa secepatnya kembali ke tanah air. Apalagi dengan penemuan barunya, hati yang bertaut di luar kehendak, dengan Orion!
"Rose tak boleh bertindak begini juga, walau ia sangat khawatir. Terlalu panik itu bukan hal yang paling baik." Orion tak berlama-lama menunda lagi. Ia mendekat pada kerumunan para pengantre. Dicarinya satu persatu para pegawai kompleks Delucas, ingin agar mereka berkumpul bersama dan jangan ikut-ikutan asal borong .
"Ayo, sudah saatnya kita pulang," Demikian ia mengajak salah satu staf yang berhasil ia temukan.
"Keluarlah dari antrean. Kita kembali dahulu. Tak baik berebutan barang dalam situasi tak menentu semacam ini." Orion beralih kepada yang lain.