Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 14)

8 Februari 2023   09:44 Diperbarui: 8 Februari 2023   10:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumentasi pribadi

"Oh my God. Astaga. Please, jangan katakan kita semua mulai saat ini harus segera kembali mengenakan masker kemanapun seperti beberapa tahun silam!" celetuk seorang pelanggan lokal yang menonton siaran berita breaking news di sisi Orion dan Maharani.

"Kali ini sepertinya bisa-bisa jauh lebih gawat dari itu. Infeksi tak dikenal kali ini konon juga airborne, juga sepertinya, in my humble opinion, akan jauh, jauh lebih berbahaya! Kelihatannya ada sesuatu yang lebih dari sekadar 'airborne' atau menular," tambah rekan di sisinya.

Orion dan Maharani masih terdiam, berusaha mencerna dalam benak semua hal mencekam yang disampaikan pembawa berita itu.

"Pharez, Everance, jaraknya memang tak terlalu dekat dari Chestertown. Namun ingat, pandemi virus pernapasan yang berawal dari kota Everiental itu dulu juga menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia Ever!" Orion merenungkan sambil bertutur sedih, "Ayahku meninggal dunia karena terinfeksi. Beliau mengeluhkan sesak napas, selang beberapa hari, nyawanya tak tertolong."

"Oh, Orion. That's so bad. So sorry for your loss. Ya, aku pun masih ingat, beberapa keluarga besarku di Evernesia juga terkena penyakit dari virus mematikan itu. Penduduk Viabata yang berjumlah belasan juta jiwa juga dilanda ketakutan, kota kami sempat masuk zona merah. Pasokan tabung oksigen menipis, kamar-kamar rumah sakit baik ruang biasa maupun ICU penuh sesak. Total hampir satu juta jiwa di Evernesia terenggut," kenang Maharani, pahit. 

"It's okay, thanks for your concern. Ya, pandemi itu sangat memilukan. Anyway, kurasa kita harus segera pulang ke kompleks. Hal genting ini harus buru-buru dirapatkan bersama seluruh penghuni kediaman Delucas. Walau belum tentu apa yang terjadi di Everance pasti akan terjadi di negeri ini, kita harus bersiaga dengan semua kemungkinan terburuk! Mungkin menyetok bahan makanan yang tak dapat kita produksi sendiri? Sayangnya, kita tak bisa membeli begitu saja tanpa seizin Lady Rose..."

Orion segera membayar semua belanjaannya, juga belanjaan Rani. Pemuda itu sepertinya sadar jika waktu mereka tidak banyak lagi. Mereka terburu-buru keluar dari toko menuju mobil.

"Rani, aku ingin kita semua segera pulang dahulu, sepertinya Lady Rosemary akan marah besar jika ketahuan bahwa kau dan aku tanpa seizinnya..."

Kata-kata Orion itu terputus. Indranya menangkap sesuatu. Maharani ikut menengadah, menatap ke arah pemuda itu memicingkan mata. Di kejauhan, tepatnya di ujung jalan utama Chestertown, sebuah sedan mewah lain meluncur perlahan, semakin dekat. Kendaraan berwarna merah tua itu pernah ia lihat di halaman kediaman Delucas!

"Celaka, itu mobil Lady Rosemary! Bagaimana mungkin ia bisa menyusul kita kemari! Mungkin Henry Westwood memberitahukannya." Orion bergegas membuka pintu, "Masuk, Rani! Kita segera pergi dari sini sebelum ia tiba dan menuduhkan segala macam yang tidak-tidak kepada kita berdua!"

Orion segera menyalakan mesin mobil dan menyetir, "Kita berangkat saja secepatnya agar ia tak berhasil memergoki kita!"

Semenit kemudian, sedan merah berlogo 'kuda jingkrak' milik Lady Rose pun tiba di tempat di mana tadi mobil hitam Orion parkir. Di sana, bus mini pegawai masih menunggu para penumpangnya yang belum juga kembali dari acara jalan-jalan, karena waktu untuk kembali dari acara go downtown masih cukup lama.

Lady Rose terburu-buru parkir, lalu keluar dari sisi pengemudi. Berkacamata hitam model lensa bulat plus busana merah menyala senada cat kendaraannya, ia menggerutu kesal sambil keras-keras membanting pintu, "Sepertinya baruuu saja kulihat mobil hitam suamiku parkir di sini! Huh, mengapa tetiba pergi? Sadarkah dia jika aku tahu bahwa ia tak di rumah, meninggalkanku di kamar seorang diri begitu saja? Semalam pun ia tak memperlakukanku sebagaimana mestinya, awas kau, Orion!"

Didatanginya sopir yang masih menunggu sendirian di bus, ditanyakannya semua tentang Orion kepada pegawainya yang agak terkejut juga atas inspeksi mendadak sang nyonya!

"Did you see my husband? About an hour ago, he left the residence with his new black car to lead this employees' 'go downtown' session. That's was Mr. Westwood told me. Did you see Mr. Orion Delucas bring someone along with him?"

Tentu saja sopir itu hanya bisa menjawab, "Memang Tuan Orion sendiri tadi yang memimpin rombongan. Beliau baru saja pergi dari toko di seberang sana bersama seorang staf wanita. Yes, that new Evernesian lady."

"Huh. Where did they go? Aku harus mencari keduanya. Kelihatannya mereka akhir-akhir ini semakin dekat saja. I have to make sure, there's nothing happened between them!" kesal wanita itu.

Tadinya Lady Rose hendak naik ke mobil merahnya lagi. Namun di sisi lain ia tertarik dengan kerumunan calon pembeli yang perlahan terbentuk di sebuah toko bahan pangan.

"What happened?"

Wanita itu segera mendekat untuk melihat lebih baik. Puluhan penduduk lokal telah berkumpul, sepertinya tak sabaran untuk segera masuk. Hampir-hampir saling mendorong dan kadang bertengkar satu sama lain, nyaris terjadi bentrokan kecil di sana!

Dicegatnya seseorang yang kelihatannya ingin mengantre di tempat yang sama.

"Wait! What's going on here? Apa-apaan ini, mengapa kalian semua sepertinya begitu panik? Sepertinya kalian semua sudah gila!"

"Sorry, Ma'am! Tidakkah Anda dengar, suplai makanan di seluruh Everopa segera akan menipis? Bencana di Pharez akan segera tiba di sini! Kami belum siap untuk kelaparan! Kami belum siap untuk mati!"

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun