Seyogyanya kita mampu menyaring dan memilah buku dan bahan bacaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain (keluarga, terutama anak-anak.)
3. Bisa membaca sebanyak-banyaknya namun hanya ingin tahu yang sepemikiran saja, alias tidak mau membuka mata hati dan meningkatkan diri, tak mau mencari bacaan lain yang mungkin bisa lebih membuat kita cerdas.
Jika darurat literasi bisa disadari dan dicegah sejak dini, barulah Bangsa Indonesia akan jadi selangkah lebih maju lagi dalam bidang literasi kepenulisan dan dapat menjadi bangsa besar dan cerdas.
Penuhi pustaka hati dan otak kita dengan bacaan bersih, mencerdaskan. Jauhilah pornliterasi, plagiasi, serta berhati-hatilah pada paham-paham kepenulisan 'luar' yang diam-diam mulai menyimpang dari kaidah serta tidak sesuai dengan agama, kebudayaan dan kepribadian luhur Bangsa Indonesia.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan renungan dan masukan untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H