Jadi penulis itu serba salah! Jika berisik ngetik, dikira gabut. Jika nulis status, dikira kurang kerjaan. Baru pegang ponsel, dikira main hape melulu.
Pokoknya serba salah, lah!
Padahal penulis itu sebenarnya keren. Penulis adalah seorang pemegang senjata. Bukan tentara, bukan pegang sangkur dan pedang. Senjatanya adalah pena.
Okelah, di masa kini mungkin bukan lagi hanya pena, melainkan keyboard atau gawai. Akan tetapi tetap saja, tulisan adalah pedang bermata dua; bisa jadi obat pahit yang menyembuhkan, keripik asin yang bikin kecanduan, atau malah racun manis dan senjata berbahaya mematikan (not literally).
Jadi penulis kadang dianggap nyentrik dan unik. Banyak yang malah sirik. Tapi jangan malah ikutan, justru di sanalah daya tarik.
Janganlah kita ikut berisik bergosip. Jangan ikutan gibah. Menulislah.
Penulis harus menulis dan tetap menulis walau dunia tak ingin tahu. Jika asli tak perlu malu. Mungkin suatu saat ia berlalu, namun tulisannya abadi dalam waktu.
Jakarta, 14 Januari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H