"Cinta tak selalu seindah dan sesempurna kisah sinetron atau novel online!"
Masih sangat hangat kisah KDRT yang dilakukan pasangan artis/selebriti Ferry Irawan terhadap istrinya, Venna Melinda. Bahkan beberapa bulan silam, terjadi juga antara Rizky Billar dan Lesti Kejora. Padahal mereka dikenal sangat mesra, couple goals. Beberapa hal yang bisa kita pelajari dari pasangan-pasangan yang mengalami kejadian 180 derajat setelah nikah seperti mereka adalah:
1. Tidak selamanya suami (atau istri) yang terlihat tampan-cantik, punya segalanya, berlaku hangat dan baik hati, memiliki apapun yang diidamkan lawan jenis adalah pasangan yang sudah pasti ideal bagi kita.
Sebenarnya mudah mengetahui bahkan sebelum menikah. Itulah pentingnya ada masa pengenalan, entah pacaran atau perkenalan secara mendalam dengan metode lainnya (misalnya taaruf). Lama-tidaknya bukan masalah, kualitas di atas kuantitas (lamanya/waktu). Selama perkenalan itu haruslah saling menyelidiki. Apakah karakternya sudah sesuai dan melengkapi karakter kita? Apakah sudah bisa menerima satu sama lain apa adanya?
2. Tidak semua pasangan yang kelihatan ideal dan couple goals di luar (romantis di media sosial, sering berlibur, melakukan banyak wefie dan PDA (Public Display Affection) alias pamer kemesraan sudah berarti 100 persen bahagia. Kadang, malah hal-hal itu hanya sebuah usaha menunjukkan pencitraan baik mereka.
Apabila ada masalah dengan pasangan dan sudah sukar diatasi sendiri atau berdua, beranilah untuk bertindak sebelum terlanjur terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan takut untuk menceritakan atau mencari solusi kepada keluarga atau sahabat yang bisa dipercaya. Jangan ragu atau takut dianggap cengeng, pengadu atau dianggap akan membuka aib keluarga. Di atas segalanya, keselamatan diri kita sendiri jauh lebih penting. Bertindaklah bijaksana sebelum terlambat.
3. Jangan terlalu terbuai dengan halusinasi atau imajinasi berlebihan mengenai pasangan ideal dan sempurna yang sering ada dalam kisah-kisah fiksi (komik, novel, sinetron, film, Drama-drama Korea, Jepang, China, dan lain-lain.) Semua pasangan memiliki flaw dan kekurangan masing-masing. Karena itulah manusia harus saling melengkapi, bukan saling memperbaiki atau menggurui.
4. Jangan sampai maraknya berita-berita KDRT dan tren childfree marriage malah menjadikan kita takut menikah, takut punya anak atau trauma duluan. Wanita, perlu digarisbawahi, tidak semua pria itu buruk, begitu pula sebaliknya. Selama kita masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan cinta sejati, hargailah waktu yang ada. Tetaplah berusaha.
Semoga bermanfaat dan stay in love.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H