Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Episode 16: Cursed Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

3 Januari 2023   12:15 Diperbarui: 3 Januari 2023   12:19 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selama aku berada kembali di puri ini setelah belasan, hampir dua puluh tahun tak mengetahui apa-apa, baru tadi malam aku dengar jeritan aneh seperti tadi malam. Iya 'sih, sudah sering, tapi kukira itu hanya serigala liar di hutan kecil di sisi perkebunan! Bikin kepala pening saja!" cerocos Sky saat makan pagi bersama Ocean dan  Emily di ruang makan.

Ocean si kembaran berambut panjang dan Emily semula diam saja, mereka belum bicara apa-apa tentang kejadian tadi malam. Ocean masih menunggu saat yang tepat untuk perlahan-lahan bicara nanti dengan adiknya. Sementara memang belum terlalu jelas alias menggantung, apakah Emily juga ingin menjadi kekasihnya atau belum mau.

Emily juga, sedikit grogi sekarang setelah mengetahui Ocean menaruh perasaan kepadanya. Ia belum tahu dan belum yakin pada perasaannya sendiri, jadi ia diam saja sambil menikmati kedekatan barunya, yang ia belum tahu bagaimana nanti. Nikmati saja, walau sedikit sungkan terhadap Sky. Kasihan, bila ia sendirian, hanya akan jadi nyamuk saja!

"Kok kalian diam saja? Eh, aneh!" goda Sky sambil tertawa memecahkan suasana.

"Maaf, maaf, pancake buatan Bibi Hannah ini lezat sekali ya!" Ocean buru-buru mengambil dan mengunyah sarapannya dengan cepat.

Hannah yang sedari tadi masih menunggu di pantry tak jauh dari sana mendengarkan dalam diam. Ia seperti memendam sesuatu. Hanya diam membisu seperti biasanya dengan wajah suram yang semakin hari semakin gelap bagaikan senja menuju malam.

"Hari ini akan kulakukan penyisiran. Di seluruh Pulau Vagano." ucap Ocean dingin, tak terlalu menunjukkan ekspresi.

"Maksudmu?" Sky terperangah.

Hannah di sana sedikit agak terkejut juga, Emily yang duduk menghadapnya sedikit menangkap gestur aneh wanita setengah baya itu walau tak jelas-jelas amat. Namun terlihat betul wanita itu menjadi gelisah, seolah tak sabaran ingin segera melakukan sesuatu.

Ocean melanjutkan. "Hari ini kegiatan perkebunan untuk sementara tidak dilanjutkan, karena semua pegawai akan kukerahkan menyisir Puri Vagano! Juga hutan dan perkebunan. Sekarang kita tak memiliki prajurit penjaga seperti jaman dahulu, jadi hanya ini yang dapat kita lakukan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun