Ocean sebenarnya masih agak ragu menerima seorang gadis di kamarnya, namun karena Emily tampak begitu ketakutan dan juga tak tampak seperti sedang berpura-pura, diizinkannya pula Emily masuk ke kamar tidurnya yang besar.
Emily sebenarnya masih sangat sungkan, malu dan juga tak tahu mengapa ia seberani ini masuk ke kamar seorang pemuda. Ini untuk pertama kalinya dan juga bukan dengan maksud apa-apa.
Kamar Ocean mungkin berukuran dua atau tiga kali lipat lebih besar daripada kamar tamu yang diinapi Emily, dengan ranjang empuk bertirai transparan ala kerajaan berukutan sangat besar. Mungkin bukan lagi ukuran king tapi overlord! Interior kamarnya mewah klasik modern, serba biru kelam perpaduan warna samudra dan malam, dengan beberapa lampu kuning temaram di sisi ranjang.
Emily tak pernah tahu apakah Ocean pernah memiliki pacar sebelumnya, entah di kota atau di mana saja. Tapi sepertinya 'sih belum.
"Maaf sekali kalau aku mengganggumu, aku tidur di sofa saja, dan hanya untuk malam ini saja, kok." mohon Emily malu-malu.
Ocean diam saja pada awalnya, duduk di tepi ranjang seakan berpikir keras. Tiba-tiba ia tertawa lepas.
"Aku takkan setega itu pada wanita! Kau boleh tidur di ranjangku dan aku yang tidur di sofa! Dan aku juga berjanji takkan mengganggumu malam ini." ia tersenyum lagi, membuat Emily deg-degan. Sepertinya Ocean 'sih bukan tipe playboy, walaupun ia begitu tampan dan memiliki banyak harta warisan..
Uhh, Emily seperti tersadar bila ia hanya mengenakan bath robe dan tidak seberapa cukup untuk menutup tubuhnya saat tidur.
"Kau boleh mengenakan kimono tidurku, ada yang tak terlalu besar. Ambil dan pilih saja di lemariku." Ocean menunjukkan Emily lemari besar hampir sebesar ruangan di salah satu sisi dinding.
Emily mengambil satu, sempat melirik koleksi busana pemuda bangsawan itu, semuanya tertata rapi dan wangi sekali. Pemuda yang begitu rapi dan perfeksionis. Emily sedikit takut pada tipe cowok begini, tapi ia tak bisa memungkiri bahwa ia menyukainya.