Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Waspada Oversharing Data Penulis dan Karya Penulisan!

27 Desember 2022   13:35 Diperbarui: 28 Desember 2022   06:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Oversharing bukan hanya fenomena yang terjadi dalam sosial media berupa pembagian data pribadi, kekayaan, nasib malang sampai umbar aib lewat foto dan berita tak layak saja. Bukan hanya masalah kepribadian yang mungkin merasa insecure atau ingin show-off saja,  oversharing juga bisa menggoda dan terjadi pada penulis!

Apa saja misalnya?

1. Terlalu membuka atau menuliskan besarnya nominal pendapatan. Ibarat anak yang baru saja dapat hadiah dari orang tua, kerap penulis yang baru saja gajian membagikan tangkap layar jumlah cuan yang didapatkan dari aplikasi menulis tertentu. Padahal membuka nilai gaji yang seringkali dianggap sebagai motivasi, sebenarnya sama saja dengan memamerkan isi dompet kepada calon pencuri. Sebenarnya, apa yang diinginkan, apakah hanya pamer belaka? Semua jadi tahu hal pribadi yang seyogyanya  hanya sebuah informasi antara pemberi dan penerima saja.

Yang bisa dilakukan: memberi informasi yang benar di mana saja bisa mendapatkan tambahan penghasilan berikut caranya, tanpa perlu menyebutkan nominalnya.

2. Terlalu meninggi-ninggikan atau menonjolkan platform tempat penulis bernaung. Tidak ada platform yang super baik hati bin sempurna dan 100 persen bisa dipercaya. Semua platform sebenarnya sama saja pada dasarnya, menyediakan sarana menulis. Yang membedakan adalah kebijakan dan bagaimana mereka bisa meng-handle penulis serta bagaimana penulis itu sendiri bekerja sama dengan platform. Tentu saja ada yang merasa cocok dan ada yang tidak, ada yang dikenal jujur pada penulis dan ada yang tidak.

Yang bisa dilakukan: membagi kesaksian dan pengalaman pribadi yang jujur bersama platform kesayangan tanpa kesan terlalu mengagung-agungkan atau overpromosi.

3. Terlalu banyak mengumbar pencapaian pribadi, misalnya seberapa banyak kisah yang sudah ditulis, seberapa banyak jumlah kata yang bisa dicapai atau sanggup diketikkan dalam sehari. Semua penulis memiliki kapasitas dan waktu masing-masing. Ada yang bisa menulis banyak sekali atau waktu luangnya cukup panjang, ada yang tidak seberapa sempat menulis karena kegiatan lainnya.

Yang bisa dilakukan: memberikan motivasi murni kepada sesama yang berminat mengikuti jejak penulis yang sudah berhasil, memberikan tips dan cara yang mungkin bisa dilakukan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun