Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebuah Renungan Natal: Kristus yang Sering Di-'bully' namun Tetap Berani

25 Desember 2022   10:48 Diperbarui: 25 Desember 2022   10:50 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita merasa jadi korban bully alias victim, lalu malah play victim atau malah jadi drama queen/king. Tulis status galau bin putus asa, menjelekkan orang lain, menyalahkan keadaan. Padahal ada sosok yang dua ribu tahun silam alias jauh lebih dahulu menjadi korban walau tak bersalah.

Yesus Kristus Putra Allah, Manusia Ilahi yang tanpa dosa, dalam sosoknya yang sama seperti kita sesungguhnya sudah mengalami semua yang kita derita selama ini. Bahkan lebih lagi dari kita, Ia lahir ke dunia bukan untuk jadi selebriti yang dipuji, melainkan untuk membuka jalan keselamatan. Ia mengorbankan diri ibarat meratakan jalan yang dahulu curam tak terdaki, jurang terjal tak terseberangi, palung lautan dalam tak terselami.

Apa yang kita alami mungkin sangat berat, namun sesungguhnya tak seberapa dibanding Yesus yang dahulu tanpa salah dosa harus menanggung semuanya. Salib hingga kematian.

Kita sepatutnya berusaha tabah, sabar, berusaha meneladani Sang Bayi Natal yang tak berdosa itu. Apa yang kita alami selama ini mungkin sebuah ujian sukar lagi sulit. Jika berkaca pada Yesus yang juga sama seperti kita (pernah sedih, marah, mempertanyakan kepada Bapa) namun pasrah kepada kehendak Bapa, hendaklah kita minta bimbingan-Nya agar menjadi lebih kuat.

Menjadi victim yang play victim / drama queen sama sekali bukan jalan keluar. Bisa jadi kita hanya menumpuk dosa. Pengaduan kita bukanlah dialamatkan kepada sesama manusia melainkan kepada Maha Pencipta Manusia. Seperti Yesus dalam wujud manusianya, hendaklah kita sabar dalam sengsara, tekun dalam doa.

Berharap terus, keep hope alive. Bekerja dan berusaha, ora et labora.

Waktu tanpa batas dan usaha tanpa henti jika berkolaborasi akan memberikan hasil luar biasa. Jadilah kuat dan penuh harapan. Biarkan Tuhan Yang Maha Esa buka jalan dan beri jawaban. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun