4. Tunggu reaksi atau balasan dari yang bersangkutan dengan sabar. Tidak perlu memanggil berkali-kali atau mengulangi karena jika yang bersangkutan mendapatkan pesan dan kesan baik, cepat lambat pasti akan merespons.
Berikut beberapa cara yang kurang etis untuk membuka pembicaraan:
1. Hanya menyebutkan nama si kontak tanpa memberikan identitas diri kita sebagai pembuka pembicaraan.
2. Langsung bertanya tanpa pembuka sama sekali, misalnya "Apa benar Saudara adalah Bapak C, keluarga Ibu D?"
3. Tidak menyebutkan dari mana memperoleh nomor kontak tersebut. Terkesan 'asal comot' saja entah dari  pihak siapa, hal tersebut akan meragukan si kontak untuk membalas pesan Anda.
4. Langsung mengutarakan hal-hal yang kurang santun khususnya terhadap pihak yang belum dikenal, misalnya menawarkan barang jualan, meminta sumbangan, menagih utang orang lain dan lain-lain.
Apabila mengalami kontak dengan pihak yang belum dikenal, sebaiknya kita waspada dan melakukan hal berikut ini:
1. Menyelidiki dari mana pihak tersebut memperoleh nomor kita. Apakah dari grup WA yang sama? Apakah dari media sosial lainnya?
2. Tidak langsung menjawab atau membalas pesan asing yang masuk. Jika semua etika yang disebutkan di atas sudah terpenuhi (perkenalan diri, asal-usul dari mana mendapat nomor kita, tujuan) baru boleh menjawab dengan salam.
3. Tidak serta-merta gembira jika ada penawaran menggiurkan dari pihak yang belum dikenal tersebut.
4. Apabila tidak yakin pada kejelasan serta niat pihak belum dikenal tersebut, jangan pernah balas pesannya. Catat, selidiki, blokir atau laporkan jika perlu.