Kadang kita sesali dan ratapi
Kata-kata kita seakan tercurah sia-sia
Jatuh satu-satu ke tanah bagaikan biji disemai dan ditinggalkan begitu saja
Tak terbaca, tak diakui!
"Siapa dia, namanya tak ada di mana-mana, mengapa aku harus baca karyanya?"
Hilang tertelan riuh gemuruh dunia
Kalah melawan arus suara-suara
Namun tidakkah kita lupa?
Ucapan-ucapan hanya keras menggema, lalu hilang bersama bayu
Aksara di mana saja, bisa terekam abadi selamanya, takkan pernah layu