Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Pinocchio 2022, Sarat Pesan Moral, Sedih Membahagiakan

12 Desember 2022   07:50 Diperbarui: 13 Desember 2022   11:26 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinocchio, sebuah kisah klasik tentang boneka kayu yang dibuat oleh si tua tukang kayu Geppetto, suka berbohong hingga hidungnya bertambah panjang, siapa anak (atau yang pernah jadi anak-anak) yang tak mengenalnya?

Di tangan dingin sutradara Guillermo Del Toro yang dikenal suka membesut film misteri atau horor bernuansa gelap, sosok Pinocchio jadi sangat berbeda dengan yang kita kenal selama ini di buku cerita atau film animasi Disney.

Poster via Netflix
Poster via Netflix

Kisahnya berlatar belakang Italia zaman Benito Mussolini, di mana hidup tidaklah mudah. Anak-anak laki-laki dikirim untuk berperang, termasuk Pino yang adalah boneka kayu yang dibentuk Geppetto untuk menggantikan putranya yang sudah tiada, Carlo.

Di sini beda aura terasa betul dengan besutan Disney maupun buku-buku cerita dongeng manis yang kita nikmati saat kecil. Pinokio tidak ditampilkan berbaju warna warni atau bertopi lucu, melainkan ringkih dan tanpa busana boneka sepotongpun.

Tangkap layar via La Tercera
Tangkap layar via La Tercera

Tidak ada Jiminy Cricket yang lucu, nama jangkrik yang jadi narator sepanjang kisah ini adalah Sebastian, terkesan serius walau kadang humoris plus melontarkan kata bijak. Beberapa tokoh pendamping yang menjadi sahabat serta musuh Pinokio juga terkesan gelap, bukan lucu menarik penuh warna.

Tanpa ingin membocorkan isi, inti film dan kisah lumayan sama dengan Pinokio pada dasarnya. Akan tetapi seperti film Guillermo Del Toro lain, selalu ada kejutan, dark humor dan sentilan menohok. Beberapa adegannya sedikit menyindir atau membuat mereka yang kurang suka pada sentilan 'mental', jadi diharap tidak mudah baper atau buru-buru menghakimi si Pinokio 'kurang sopan' karena si bocah kayu memang masih polos seperti anak-anak pada umumnya. Mudah terpengaruh, suka bertanya, serta kadang pecicilan.

Menonton film ini akan membuat kita terbahak-bahak sekaligus tersedu-sedu, saran saya, siapkan kertas tisu. Acapkali kita akan merenung serta mengingat apa yang terjadi dalam film ini kerap terjadi dalam hidup kita sendiri.

Jika Anda seorang ayah, mungkin bisa menonton film ini bersama putra (besar/remaja) Anda. Bisa membuat family bonding yang baik serta gentle reminder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun