Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Diary

Radio Era 90-an, Terngiang, Terkenang Selamanya

6 Desember 2022   17:37 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:45 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medio 1990-an. Anda Meminta Kami Memutar. Acara tersebut rutin mengudara di Radio Sonora Jakarta 100.9 FM (lalu ganti frekuensi ke 92.0) tiap sore pukul 5, 7 dan 9 malam.

Senang sekali jika request kita via telepon bisa diumumkan penyiar dan diputar, apalagi jika dapat hadiah jika beruntung. Pernah penulis dapat bingkisan aneka voucher hingga hadiah langsung promosi 4 kaleng oli. Lumayan.

Yang ngangenin dari era radio adalah lagu-lagunya yang memorable. Juga suara empuk dan enak didengar milik para penyiar yang mungkin wajahnya tak sempat kita ketahui atau femes.

Belum lagi kenangan pas telepon gercep 'siapa cepat dia dapat' itu. Rebutan dengan harapan nama dan lagu dari penyanyi kesukaan bisa disebutkan dan diputarkan.

Kegiatan lain yang juga kami sukai sebagai anak Generasi X adalah beli kaset kosong dan rekam lagu. Puluhan kaset kosong berisi dua puluhan lagu sempat terkoleksi. Walau kadang terpotong jingle iklan, tetap enak didengar ulang dengan radio kaset maupun walkman.

Beberapa jam sekali tentunya masih ada selingan berita RRI plus laporan harga bahan pangan di pasar, tentu saja selalu terngiang lagu penutupnya, Padamu Negeri ciptaan Kusbini.

Waktu itu belum zaman CD, komputer apalagi internet. Jadi radio dan televisi swasta jadi alternatif hiburan yang mumpuni selain baca buku, tentu saja.

Keberadaan radio digital dan via aplikasi zaman now jadi kurang sreg. Musik yang dirindukan kini bisa dengan mudah dicari di internet dan didengarkan tanpa iklan.

Sayangnya, Generasi Z malah jadi kurang kenal dan menghargai nilai dan keberadaan radio zaman dahulu yang begitu sederhana namun hangat, akrab, dan informatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun