Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jangan Terlalu Dalam Membedah dan Mengkritik Saran Tulisan! Mengapa?

30 November 2022   06:57 Diperbarui: 30 November 2022   07:17 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Freepik

Kadang kita sebagai pembaca atau sesama penulis rasanya ingin atau ngebet memberi krisan (kritik saran) pada suatu literatur apapun, entah fiksi maupun non fiksi. Ada juga yang menyebutnya bedah karya sebelum rilis/terbit atau semacam proses diskusi hingga tulisan tersebut bisa 'disetujui' bersama.

Krisan barangkali entah diminta atau dibutuhkan oleh penulis sebelum karyanya siap rilis atau terbit.

Sama seperti diskusi, sebenarnya membedah atau krisan bisa jadi ajang pembelajaran yang positif. Namun selalu ada sisi negatif yang patut kita pertimbangkan sebelum kita memberi krisan.

Kira-kira hal apa saja yang bisa membuat krisan malah jadi 'negatif'?

1. Terlalu banyak diberi krisan akan membuat karya tulis kehilangan orisinalitas dan bahkan ciri khas dan identitas.

2. Terlalu banyak diberi krisan akan membuat penulis malah merasa insecure. Sepertinya rekan penulis tak pernah ada puasnya. Pasti selalu akan ada kekurangan jika terus dicari.

Tidak semua penulis memiliki pandangan yang sama. Mustahil ingin menyenangkan semua orang alias win-win solution.

3. Terlalu banyak diberi krisan akan membuat penulis tidak akan berkembang. Ibarat tanaman yang terlalu banyak dipupuk, terlalu banyak disinari matahari atau terlalu sering disiram, malah akan layu, bukan?

Selayaknya krisan diberikan oleh editor maupun yang berpengalaman. Boleh juga jika dengan santun dan sukarela oleh pembaca setia, namun patut diingat jika tak semua krisan harus dituruti. Semua perbaikan dan revisi terserah dan berpulang kepada sang penulis literatur itu sendiri.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun