Q: "Are you happy now?"
A1: "Of course."
A2: "Tentu saja!"
Seringkali kita begitu saja menyamakan gembira dengan bahagia. Kedengarannya memang kedua kata itu bersinonim.
Tapi eh tapi, tunggu dulu. Banyak sekali orang mudah merasa gembira. Gembira karena diberi hadiah. Gembira karena bisa makan enak sebanyak yang dimau. Gembira karena punya pekerjaan bagus, rumah mewah, pasangan rupawan.
Akan tetapi coba lihat sendiri berapa banyak orang yang bahagia? Bahagia karena dikasihi, bahagia menerima diri sendiri dan pasangan apa adanya, bahagia bukan karena merasa kaya, melainkan karena merasa cukup.
Apakah kita juga sudah menjadi orang yang berbahagia?
Bagaimana cara jadi bahagia? Bahagia bukanlah takdir dan tak bisa dibeli dengan uang. Bahagia adalah hak yang tak semua orang menyadari atau mengambilnya.
Mengapa tak menyadari? Karena sibuk mengejar kegembiraan!
Orang yang gembira saat membicarakan orang lain, misalnya. Orang yang gembira saat melihat lawan atau saingan mereka mengalami kemalangan. Orang yang gembira karena menang lomba atau pertandingan, namun diam-diam bilang 'syukurin!' dalam hati karena lawannya kalah.