Teman satu SMP sekelas penulis pada awal tahun 1990-an pernah ada yang mengalami masalah ini. Orangnya cantik, bukan tampan, udah pasti perempuan. Begitu mendekat, dari tubuhnya setiap hari menyeruak sebuah bau yang khas. Entah bau apek atau asam. Entah karena seragamnya yang kurang kering seperti pakaian yang tak diangin-anginkan/dijemur di bawah sinar matahari atau malah dari tubuhnya, kami para temannya kurang tahu.
Untuk memberitahu atau menegur sahabat itu, kami para teman sekelas sungguh kurang tega. Sebab jika itu kami lakukan, bukan mustahil jika kami akan dianggap kepo atau malah menyakiti hati. Jika ia tersinggung, siapa tahu nanti malah menangis atau ngambek tidak mau masuk sekolah. Bisa gawat urusan.
Anak sekolah zaman itu masih polos-polos, jarang yang berani memakai perhiasan, aksesoris atau wangi-wangian. Sekolah kami termasuk konservatif. Jika ada yang terlalu wangi atau tampil seksi, pasti ditegur guru.
Jika teringat pada teman itu, kami sering menyesal karena akhirnya memilih untuk mendiamkan. Barangkali jika ditegur halus atau tersirat, akan bisa menyadarkan sehingga ia bisa coba menghilangkan bau badannya. Misalnya merekomendasikan bedak tubuh, sabun mandi cair, lotion atau eau de cologne yang wanginya segar. Tidak perlu berkata "Kamu sadar gak, aroma badanmu kurang sedap..." dan sebagainya.
Apabila di masa kini ada rekan yang berbau badan kurang sedap, mungkin kita bisa menghadiahkannya satu set pembersih tubuh sebagai hadiah pada hari ulang tahunnya. Jangan hanya parfum, mungkin ditambah dengan tas kecil, handuk dan sesuatu yang lain.
Aroma tubuh walau bukan harus wangi semerbak bak mandi parfum, memegang peran cukup penting dalam pergaulan dan menambah kepercayaan diri.
Aroma tubuh yang kurang sedap selain mengganggu interaksi antar manusia, bisa jadi juga pertanda ada yang kurang beres pada tubuh/kesehatan kita. Mungkin dari makanan yang disantap, mungkin malah pertanda awal suatu penyakit. Lebih baik segera dicari penyebabnya dan diatasi sebelum terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H