Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Suami Hobi Kulineran, Lezat Beneran!

12 November 2022   09:21 Diperbarui: 14 November 2022   08:53 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kulineran via Puuung1.com

Selama ini kupikir hanya cewek alias ibu-ibu saja (alias wanita) yang kodratnya ke dapur (atau boleh) masak.

Waktu aku SMP, cowok-cowok yang milih ekstrakurikuler tata boga pasti diolok-olok alias diledek semua anak. Yang milih elektro atau komputer dianggap jantan, pemberani atau pintar. Yang 'hanya' kebagian ekskul ngetik atau tata boga dianggap 'kurang beruntung' karena selain lebih susah, bias 'gender'-nya lebih cocok ke arah feminin. Sama seperti nyalon, menjahit, dandanin model/pengantin dan lain-lain. Juga cowok dianggap mau masuk tata boga karena 'pengen makanan gratis doang', karena semua yang masak pasti kebagian entah kue sus atau kue bolu hasil masakan rame-rame.

Sekarang cowok jadi koki sudah biasa-biasa saja karena emansipasi pria dan wanita kerap digaungkan di media. Mungkin berawal 1990-an lewat acara demo masak di luar negeri seperti Yan Can Cook atau Wok With Yan, Selera Nusantara/Resep Oke Rudy besutan Koki Rudy Choirudin, disusul kontes masak seperti Masterchef dan lain-lain.

Well, omong-omong, gak usah jauh-jauh. Kukira selama ini hanya ibu-ibu dan mak-mak yang suka masak. Ternyata paksu diam-diam juga minat (dan berbakat) masak ala koki-koki di Youtube.

Waktu kami pacaran dulu, gak selalu kulineran di mal melulu. Kadang masak-masak ringan berdua di rumah juga kami lakukan meskipun cuma mi instan, goreng kentang atau sosis, dan minum teh lemon.

Sejak pandemi Covid-19, kami jadi jarang beli makanan jadi. Hanya beli bahan segar, kami beranikan diri untuk belajar masak makanan-makanan yang selama ini hanya bisa dibeli (karena pengen tapi malas). Gara-gara berasa lebih enak dan ramah di kantung, dapatnya banyak jadi kecanduan dan keterusan.

Sekarang kami sudah sering masak sendiri beberapa masakan ala restoran seperti kwetiau goreng telur daging yang gurih manis nyerep, mie ayam ala Chinese Food dengan topping ayam potongan dadu asin-manis nan lezat, atau kopi segar ala kafe seduhan sendiri. Wanginya jangan ditanya, aromanya mantap, rasanya jauh lebih sedap. Wajib masak porsi gaban karena 'pasukan' di rumah ada sembilan. Jika kurang, bisa-bisa ada yang tidak kebagian.

Istimewanya masakan paksu adalah karena selain jarang dilakukan (hanya di akhir pekan) juga karena beda banget dengan masakan kami ala ibu-ibu yang mood-mood-an.

Mungkin karena laki-laki masak 'dengan otak', rasanya jadi lebih stabil alias maknyus mantap. Juga mereka tidak milih-milih seperti kita buibu yang rewel banyak pertimbangan hingga rasa masakan jadi sesuai suasana hati. Kadang enak, kadang ya begitulah.

Coba sesekali suami-suami belajar masak, bolehlah lihat-lihat video di Youtube dulu atau wisata kuliner bareng istri supaya terinspirasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun