Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miris, "Tragedi" Pembunuhan Kucing Kembali Terulang!

7 November 2022   16:08 Diperbarui: 7 November 2022   16:24 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan serta overpopulasi kucing liar sudah menjadi masalah perkotaan di mana-mana terutama di DKI Jakarta. Hewan yang mudah berkembang biak ini kembali menjadi korban pelemparan batu besar oleh seorang lelaki yang kesal karena kucing tersebut sering muntah dan buang air dekat kontrakannya. Memancing ironi, simpati hingga rasa miris.

Kejam, demikian kecam banyak pecinta hewan. Kucing tak bersalah, mereka hanya punya naluri, tak seharusnya disakiti apalagi dibunuh.

Belum lama juga terjadi kasus penembakan kucing liar. Juga gencar diserukan agar warganet Indonesia berhenti mengunggah atau mengunduh konten penyiksaan hewan, yang konon termasuk konten 'favorit' dunia maya negeri kita. Bahkan pernah ada konten pembenaran konsumsi daging kucing (memasaknya) dengan alasan kelaparan dan tak punya biaya membeli daging hewan layak konsumsi.

Memang populasi hewan ini beberapa tahun belakangan meledak. Kucing bebas berkeliaran di mana-mana, jumlah anaknya juga banyak. Belum banyak yang bisa dilakukan manusia. Dengan berbagai alasan, tak semua orang gemar pada hewan berbulu ini, tentunya tak bisa dipaksakan.

Menurut para pemerhati hewan, diperlukan sterilisasi masal agar kucing liar tidak sembarangan kawin hingga beranak pinak, namun tentu saja butuh biaya dan tenaga yang tidak murah dan mudah.

Pemerhati hewan juga menyoroti beberapa alternatif agar hewan liar ini tidak disakiti namun bisa ditampung di rumah singgah khusus hewan atau dikendalikan lewat sterilisasi/kebiri agar tidak terjadi overpopulasi. Tentunya bukan dengan jalan menyakiti apalagi membunuhnya.

Pemberian makanan kucing di jalan-jalan dan fasilitas umum juga patut menjadi sorotan. Di satu sisi, kegiatan ini dianggap manusiawi, agar kucing tidak kelaparan. Akan tetapi masalah yang kemudian muncul adalah kebersihan. Sisa makanan kucing, wadah plastik bekas tempat air dan bungkus makanan kucing yang tidak dipungut tentunya bisa jadi sarang penyakit jika tidak segera ditangani.

Barangkali pemerintah dan warga DKI Jakarta bisa terketuk hatinya dan mencari solusi bersama bagi masalah 'perkucingan' ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun