Anak sulung kami sudah mulai ABG, menjelang umur 12 tahun. Sudah mulai bertanya-tanya tentang tubuhnya yang mulai berubah. Kadang malah takut sendiri gara-gara perubahan yang mencengangkan.
Masih kelas 5 SD, ia baru tahun depan akan mendapatkan edukasi seksual di sekolah. Biasanya kelas 6 baru akan diadakan. Padahal kita sebaiknya mulai dari rumah, meski pendidikan seks masih dianggap tabu dan sulit dilakukan oleh penduduk Indonesia yang masih merasa enggan akibat budaya kita nan ketimuran.
Lewat media sosial dan pergaulan, ABG-ABG kita yang serba penasaran akan mencari tahu sendiri. Akibat tak ada pengarahan yang pasti dan efektif, bisa jadi mereka terjerumus di pemahaman yang tidak benar.
Jika dulu tahun 1990-an ada teman SD SMP yang pacaran mulai usia 11-12 tahun, kami ramai meledek. Sepertinya anak sekarang malah cuek. Sudah biasa saja, taksir-menaksir.
Sudah saatnya ada lebih banyak pemerhati. Bagi para psikolog, guru BP, pemerhati anak lainnya yang mungkin lebih bisa menuliskan/memberikan edukasi untuk dibaca si anak baru gede, bisakah kami minta untuk berpartisipasi menelurkan artikel atau buku pendidikan seks gratis yang bisa langsung dibaca anak-anak praremaja ini?
Dalam Bahasa Inggris tentu saja ada banyak sekali, akan tetapi mungkin kurang sesuai dengan apa yang kita harapkan/ masih kurang tepat dengan budaya di Indonesia. Semisal, sudah biasa saja di barat, berhubungan intim di luar nikah asal sudah cukup umur dan atau memakai alat kontrasepsi.
Kekhawatiran orang tua adalah terjadinya perilaku seks coba-coba, kehamilan tak diinginkan/dini, ajakan ke perilaku seks menyimpang, hingga pernikahan dini yang terpaksa dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H