Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Butuhkah Panca Indra untuk Menulis? Belajarlah dari Helen Keller

2 November 2022   06:42 Diperbarui: 2 November 2022   09:58 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar Wikipedia

Belum lama ini penulis membaca kalimat di grup Whatsapp kepenulisan di mana diriku hanya menjadi peserta setia yang jarang hadir. Terperangah diriku membaca pernyataan seseorang yang dianggap mentor berkata, "Seumur hidup saya belum pernah mendengar/melihat seorang buta menulis puisi."

Hah? Sepertinya memang logis. Kan tidak ada tuna netra bisa menulis di atas kertas. Betul, sepertinya tidak mungkin banget!

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Helen_Keller

Dilansir dari Wikipedia, Helen Adams Keller (27 Juni 1880 -- 1 Juni 1968) adalah seorang penulis, aktivis politik dan dosen Amerika. Ia menjadi pemenang dari Honorary University Degrees Women's Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions Humanitarian Award, bahkan kisah hidupnya meraih 2 piala Oscar.[1] Ia menulis artikel serta buku-buku terkenal, diantaranya The World I Live In dan The Story of My Life (diketik dengan huruf biasa dan Braille), yang menjadi literatur klasik di Amerika dan diterjemahkan ke dalam 50 bahasa. Ia berkeliling ke 39 negara untuk berbicara dengan para presiden, mengumpulkan dana untuk orang-orang buta dan tuli. Ia mendirikan American Foundation for the Blind dan American Foundation for the Overseas Blind.

Siapa tak kenal dengan Helen Keller? Beliau terlahir dengan disabilitas yang menyedihkan, akan tetapi karyanya hingga kini tetap menginspirasi.

Menurut opini saya, sesungguhnya siapapun pada hakekatnya bisa menulis. Walau bukan dengan panca indra. Menulis tak selalu berarti harus mengetik atau memegang pena, bukan?

Jika kita tak bisa atau lebih tepatnya tidak mau berkarya sebaik mungkin, menerakan kata-kata selayak mungkin, tidakkah kita patut malu kepada Helen Keller dan banyak penulis dengan disabilitas lainnya?

Menulislah dengan hati. Media dan sarana serta panca indra hanyalah 'alat'. Kita gunakan sebaik-baiknya apapun yang kita punya, apa yang ada pada kita.

Hanya sebuah opini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun