Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Standar Kecantikan Semakin 'Sama', Kita Harus Tetap 'Tampil Beda'

1 November 2022   04:52 Diperbarui: 1 November 2022   09:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Behance

Jika kita buka televisi dan berbagai media, ramai berita artis lokal berusaha menguruskan tubuh, melakukan diet ala ini itu, memutihkan kulit, dan lain-lain.

 Semua demi satu kata: cantik.

Pada zaman dahulu kala, standar kecantikan beda negeri dan benua berbeda-beda. Misalnya di India, tubuh wanita yang subur dan perut buncit malah dianggap seksi dan ideal, karena melambangkan kemampuan untuk berkeluarga alias banyak anak banyak rezeki.

Masih banyak lagi  standar yang mirip, misalnya di Yunani dan Romawi. Tubuh langsing seperti lidi malah kurang dilirik. Yang disukai adalah yang seperti di patung-patung peninggalan sejarah atau replika yang masih sering kita lihat hingga sekarang.

Gara-gara perkembangan zaman, standar kecantikan dunia perlahan bergeser dan menyatu. Maka sekarang ramai wanita berusaha seperti selebriti-selebriti tadi. Apapun akan dilakukan dengan semua cara, dana dan upaya demi langsing dan cantik. Padahal belum tentu langsing itu sehat, lho. Apalagi jika cara untuk mencapainya terlalu ekstrem. Misalnya olahraga berat, diet ketat, oplas meniruskan pipi/bokong, sedot lemak, dan operasi organ pencernaan.

Bukannya sama sekali tidak boleh. Kadang memang ada indikasi medis, misalnya jika mengalami obesitas parah atau berat badan sangat berlebih. Sering kita dengar operasi pengecilan lambung, pemotongan usus dan lain-lain. Itu hanya akan dilakukan jika sudah emergency alias kepepet. Tujuannya untuk mengurangi nafsu makan berlebih dan juga agar berat badan diharapkan berkurang, karena jadi lebih sedikit asupan lemak dan karbohidrat yang terserap dan tertimbun.

Kulit lebih cerah bisa dimiliki siapa saja dengan pelbagai cara, akan tetapi tak bisa memperbaiki keturunan. Ya, karena apa adanya saja, walau sudah berhasil mencerahkan kulit, gen yang ada pada kita tetap menentukan bagaimana kelak keturunan kita. Maka jangan tertipu penampilan luar seseorang dahulu.

Intinya, standar kecantikan dunia boleh semakin 'sama', akan tetapi kita harus tetap tampil beda. Apa adanya, tak usah manut sana-sini, tetapi tetap akan cantik dan sehat sesuai standar pribadi kita sendiri.

Tubuh sedikit curvy tak mengapa, rambut sedikit tidak lurus tak mengapa, kulit sedikit gelap atau berbintik tak mengapa. Jadilah diri sendiri dulu, lalu perlahan-lahan perbaiki dan pelihara secara alami dan wajar!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun