Setiap Senin-Jumat saya pergi dan pulang bekerja, selalu saya temui pemandangan yang sama di halte bus way Indosiar Koridor 3 Kalideres. Beberapa ekor kucing liar yang dipelihara bersama oleh penjaga halte atau mungkin karena datang sendiri tanpa diundang, menjadikan deretan atap sementara tempat manusia menunggu kedatangan atau turun dari Bus Transjakarta sebagai rumah mereka.
Sayangnya keberadaan hewan-hewan lucu berkaki empat yang walaupun liar namun sudah menjadi jinak itu luput dari perhatian yang semestinya. Keadaan mereka yang beranak-pinak secara bebas memancing simpati para penyayang hewan yang memberikan makanan. Sering saya lihat beberapa onggok cat food kering maupun botol air mineral bekas yang dipotong dan diisi air atau susu diletakkan di sudut tangga. Keberadaan makanan dan minuman kucing ini mungkin dianggap akan membantu para kucing agar tidak kelaparan.
Namun di balik simpati dan empati para pemerhati hewan itu, sebenarnya masih ada masalah besar menanti. Yaitu kebersihan lingkungan dan juga nasib para kucing yang semakin betah dan berkembang biak. Ada baiknya segera dicarikan solusinya, misalnya bagaimana agar sisa makanan berikut plastiknya tidak menjadi sampah. Juga agar para kucing disterilkan atau diusahakan agar tidak bertambah banyak. Yang penting jangan disakiti, melainkan diberi tempat lebih layak.Â
Semua hewan patut kita sayangi dan beri perhatian, akan tetapi bagaimanapun mereka butuh kelayakan dan manusia juga perlu selalu meningkatkan kebersihan agar Jakarta menjadi kota yang rapi dan sehat. Barangkali bisa dimulai dari para pemberi makanan, agar mampu menunggu kucing makan hingga selesai lalu membantu membersihkan sisa/bungkusan makanan kucing?
Semoga suara saya bisa didengar pihak yang berkepentingan dan mampu mengatasi masalah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H