Sebuah berita kisah nyata miris di Jawa Timur, ibu 41 tahun yang seorang janda bunuh diri bersama anak lelakinya berusia 9 tahun baru saja terjadi. Di zaman sekarang di mana kepekaan sosial sekitar kita semakin menurun, hal menyedihkan semacam ini sangat rentan terjadi. Masalah hutang-piutang, retaknya keluarga, perisakan, apa saja bisa jadi penyebab. Jangan dianggap biasa-biasa saja, apalagi disepelekan.
Ada baiknya kita buka hati atau waspada apabila keluarga kita atau relasi/kenalan/rekan menunjukkan kegelisahan yang tak biasanya.
1. Tiba-tiba menjauh atau pindah rumah tanpa sebab, tanpa kabar, tanpa pesan.
2 . Membicarakan tentang kematian atau mendadak bersikap pesimis dan negatif. Misalnya, 'Surga itu indah, ya?' atau 'Kemarin aku kepikiran mau pergi saja.' dan semacamnya.
3. Memberi komentar negatif atau status yang tak biasa di media sosial. Misalnya kata-kata 'Ah, itu tak mungkin!' atau 'Saya sudah pernah mencoba! Akan tetapi gagal!' dan sebagainya.
Jika diri kita sendiri yang bermasalah, mari kita usahakan untuk lakukan hal berikut.
1. Jangan pendam seorang diri. Usahakan untuk segera mencari pertolongan yang bisa dipercaya tanpa berprasangka. Jika bukan keluarga, mungkin sahabat atau pihak ketiga yang bisa membantu.
2. Ingat dan dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita diberi beban masalah untuk dipecahkan, jika lulus ujian maka niscaya akan ada berkat melimpah.
3.  Jauhkan diri dari keinginan, film, buku, dan tempat-tempat yang malah memicu keinginan untuk mengakhiri hidup. Ingat, waktu hidup mati kita adalah hak Tuhan semata-mata dan bukan manusia.
Mungkin solusi instan takkan segera tiba, akan tetapi ingatlah, hidup dan keluarga kita jauh lebih berharga daripada harta benda!