Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seragam Pakaian Adat Sekolah: Antara Lestarikan Budaya dan Keribetan Orang Tua

21 Oktober 2022   12:04 Diperbarui: 21 Oktober 2022   15:21 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara ide bagus atau malah membuat ribet orang tua, wacana mengenakan seragam pakaian adat di sekolah menuai pro kontra. Sebenarnya ada baiknya juga, selain karena anak-anak zaman now kebanyakan sudah tak ngeh atau peduli lagi dengan pakaian dan adat istiadat daerah, penggunaan pakaian adat juga bisa menimbulkan rasa bangga pada kekayaan budaya tanah air.

Ada beberapa opini yang mungkin pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang patut pertimbangkan masak-masak sebelum wacana ini dijalankan:

1. Harga serta ketersediaan pakaian adat di daerah masing-masing. Beberapa daerah memang memiliki busana yang simpel, praktis dan tidak ribet. Harga juga relatif terjangkau. Akan tetapi masih banyak daerah yang memiliki busana yang katakankah elaborate alias sedikit ribet.

2. Kendaraan atau sarana transportasi yang digunakan siswa ke sekolah. Apabila siswa tinggal di daerah yang sulit, semisal di daerah berhutan atau tepi sungai di mana mereka perlu berganti pakaian apabila melewati medan yang sukar. Atau malah di kota, di mana transportasi umum bisa menjadi kendala karena siswa-siswi dengan baju adatnya yang ribet harus duduk bersebelahan dengan penumpang lainnya. Juga bisa mempertimbangkan siswa-siswi yang membonceng orang tua dengan kendaraan roda dua. Apakah seragam pakaian adat dijamin tidak akan membahayakan keselamatan?

3. Jika mengingat ada acara di Hari Kartini di mana siswa-siswi biasanya mengikuti lomba busana daerah, ada juga yang menggunakan momen tersebut untuk berias secantik mungkin demi memenangkan lomba dan memperoleh piala. Akan timbul rasa persaingan antara siswa-siswi, khususnya bagi yang berusaha untuk tampil lebih baik. Akibatnya tidak mustahil akan timbul rasa minder bagi yang koleksi atau dandanannya kurang menarik dikarenakan kondisi ekonomi orang tua dan sebagainya.

Semoga tiga hal di atas bisa menjadi bahan pertimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun