Beberapa kali penulis temui di platform-platform menulis, sesama penulis mengeluh atau melaporkan karya tulis mereka di-plagiat oleh penulis lain. Apa penyebab dan bagaimana kita bisa mencegah, mengatasi dan meminimalisasi kemungkinan plagiasi ini?
Plagiasi, atau bisa juga disebut meniru secara sebagian hingga keseluruhan, menjiplak mentah-mentah alias copycat, tentu bukan peristiwa baru lagi. Plagiasi berbeda dengan terinspirasi. Sebab jika hanya terinspirasi, hasil karya tulis kita bisa jauh berbeda dan bahkan lebih baik daripada aslinya.
Para plagiator mencoba untuk mengambil dengan cara copy paste teks maupun hanya mengubah beberapa elemen saja, misalnya nama tokoh dan setting, sedangkan hasil akhir atau alur cerita akan sangat mirip.
Mengapa masih ada saja penulis pemula maupun senior berani melakukan kegiatan tak terpuji seperti ini? Berikut beberapa analisa saya :
1. Ingin cepat terkenal dengan mengekor atau mengikuti jejak seseorang yang dianggap sebagai penulis yang 'sukses' baik dari segi banyaknya pembaca, pendapatan maupun popularitas.
2. Ingin menarik perhatian walau dengan cara instan dan viral. Walaupun kelak dilaporkan atau diadukan sang penulis asli dan juga semua pembaca yang menyadari karyanya adalah jiplakan.
Dengan melakukan kegiatan plagiasi, selain merupakan hal yang merugikan sesama penulis, si pelaku juga sebetulnya mengalami kerugian, lho! Walau tidak akan disadari atau akan terjadi secara langsung.
1. Mengalami kerugian moral. Mungkin mereka akan menyangkal, bermuka tebal dan tak mau mengakui, namun pada akhirnya baik para pembaca akan segera mengetahui yang mana penulis orisinal dan yang mana yang KW. Dan cepat atau lambat yang KW pasti akan ditinggalkan.
2. Tak lagi merasa aman berkarya. Sekali ketahuan melakukan plagiasi, karya-karya selanjutnya akan selalu di-cap sebagai jiplakan saja.
3. Tak seutuhnya lagi bisa menuangkan ide orisinalnya, karena semua bakatnya telah tercemar hanya oleh perbuatan yang entah coba-coba maupun sengaja.