Sebagai seorang penulis baru tapi lama alias penutur kata tanpa wicara, sebenarnya saya juga penikmat literasi secara umum baik komik, anime maupun novel.
Novel dan cerpen bagi sebagian besar kaum pria (bukan sebuah genderisasi, tapi memang sifat tipikal pada umumnya) memang adalah jenis bacaan yang pertama kali dinilai membosankan karena banyaknya kata-kata dan minus visual. Dianggap hanya buang-buang waktu dan juga melelahkan untuk dibaca. Makanya, sangat susah dan sangat jarang ada pria bisa tulus menggemari genre tulisan fiksi ini.
Herannya, kok baca berita online yang panjang-panjang dan berat, masih kuat ya Pak?
Tapi tunggu dulu, dibandingkan dengan komik-anime, bahkan film dan video, baik animasi super visual maupun hasil akting aktor dan aktris ternama sekalipun, novel dan cerpen memiliki kekuatan yang patut diperbandingkan :
1. Imajinasi visual yang tak terbatas.
Walaupun sudah digambarkan oleh penulis, pembaca tetap diberi kebebasan untuk mengimajinasikan dan menginterpretasi adegan dan karakter dari novel dan cerpen yang ia baca. Makanya banyak sekali komik dan film yang notabene adaptasi dari novel, maaf kata, hanya berusaha jujur alias to the bitter truth, gagal dalam memenuhi sebagian besar imajinasi pembaca.
2. Bisa dinikmati kapan saja tanpa terikat waktu, media, kuota dan tempat.
Khususnya novel dan cerpen fisik atau cetak. Namun karena harga dan juga masih sedikit sulit untuk membeli langsung di mal atau toko buku, novel online bisa menjadi alternatif yang murah, mudah dan gratis.
Tak makan waktu banyak dan terikat tempat (seperti halnya keberadaan TV untuk menonton) dan tak makan banyak listrik juga, serta tentunya bisa dilakukan kapan saja; sambil makan pagi, siang, malam, dan juga sambil ngopi di kafe sendirian. Bahkan bisa juga di kamar mandi bila Anda suka ;)
3. Tak ada batasan visual seperti komik-komik dan animasi yang sudah mematok 'tokohnya seperti ini dan akan tetap seperti ini', kata-kata penggambaran adegan juga silahkan diimajinasikan sendiri. Jadi sebenarnya tak ada batasan usia dalam menikmati novel dan cerpen, semua tergantung pada kebijaksanaan dan interpretasi pembaca.
4. Menarik tidaknya sebuah novel, tergantung pada kekuatan dan penulisan kata-kata seorang novelis. Makanya saya sangat menganjurkan agar para penulis mempelajari dan menerapkan PUEBI agar novel tidak hanya menjadi laris dan banyak dibaca saja, tapi juga lebih rapi, mendidik dan menyenangkan khususnya bagi pembaca pria yang notabene sebenarnya lebih perfeksionis karena banyaknya mereka membaca berita.