"Apa itu?" Joy penasaran.
"Buat refreshing saja." kata Vie
Dan betapa terkejutnya Joy saat Vie memperlihatkan semua itu kepada mata perawannya.
Foto model wanita muda berkulit putih tanpa busana, kedua pahanya terbuka lebar. Model yang 'berani' itu hanya menutupi bagian intimnya dengan kedua tangan, sementara dadanya penuh menyembul. Wajahnya cantik, juga matanya menatap tajam seolah menantang pada kamera.
Dan yang lebih membuat pipi Joy merona nyaris merah padam, sebuah foto close-up milik paling pribadi seorang pria, hitam putih saja, tapi sungguh membuat Joy yang polos begitu shock, antara malu, takut, jijik sekaligus penasaran.
"Kok suka sih sama foto-foto beginian?" tanya Joy pada Vie, penasaran, malu, tapi diam-diam menyukainya.
"Cuma untuk fantasi saja." jawab wanita muda itu dengan entengnya. "Jangan bilang siapa-siapa ya, rahasia."
Dan kisah lama itu mengantarkan Joy pada dunia kedewasaan yang kini ia baru alami sendiri. Herannya, walau melihat hal yang sama pada Rey, rasanya sungguh berbeda.
Tak lagi merasa jijik atau tabu, tak ada lagi pantang-pantangan.
Dan begitu pula saat dirinya ditatap Rey untuk pertama kalinya.
Yang ada dan terus akan bertumbuh, rasa ingin menikmati dan dinikmati, yang menimbulkan kehangatan dalam tubuh dan jiwa. Rasa yang bila dilakukan di luar pernikahan dengan orang yang tak dicinta, malah akan berubah jadi trauma, getir menyakitkan.
Dengan Rey, Joy merasa ingin lagi dan lagi, takkan pernah ada bosannya, takkan ada puasnya 'terpuaskan'.
Dan begitu pula sebaliknya.
Rey di masa muda pun tak se-innocent wajahnya yang baby face. Ia hidup dalam keteraturan dan tata krama istana yang super ketat. Ia dididik untuk menghormati wanita, yang hingga sekarang pun masih dilakukannya.