Satu suami, dua istri. Ibarat sepotong kue yang harus dibagi dua oleh dua wanita yang sedang lapar.
Lapar si kedua pemakan kue takkan pernah terpuaskan. Malah, bisa jadi mereka akan saling berebutan. Dan mustahil bila ada yang bisa kenyang karena menikmati kue yang hanya setengah.
Seperti kisah seorang suami yang diam-diam berpoligami. Tak habis pikir, si istri kedua lalu ambil keputusan, suami yang diam-diam dinikahi secara siri, diceraikan lagi. Rumah tangga yang baru dibangun seumur jagung pun segera diruntuhkan lagi,
ibarat setengah kue yang dilepehkan.
Entah keputusan istri kedua itu tepat atau tidak, tetapi bila saya yang jadi istri pertama laki-laki itu, sungguh berat bila saya mesti memasukkan lepehan itu ke mulut saya!
Walau kue itu pernah terasa sangat lezat, akan tetapi rasanya selera saya sudah hilang.
Kalaupun saya wanita hebat, berbesar hati dan bisa ikhlas menerima kembali,
Rasa kuenya takkan pernah sama lagi.
Yah, mungkin demi anak, demi keluarga, ada istri yang masih rela memberi kesempatan kedua,
Yang jelas, apapun yang dipilih mereka, semoga mereka bahagia. ;) Salam
(Tulisan kecil ini semata-mata hanya pendapat pribadi dan tak bermaksud menyinggung siapapun. )