Jadi, mulai hari ini, Pangeran Rey dan Gadis Jelata Joy berpisah. Putus!
Dalam tak percayanya, Joy melangkah pulang sendirian tertatih, merasa kosong, hampa, tanpa rasa. Kali ini ia benar-benar rasakan hal berbeda, tak seperti mantannya terdahulu.
Berpisah dengan Rey, bagaikan berpisah dengan belahan jiwa, walaupun semua ini adalah rencana mereka, drama mereka. Skenario sahabat-sahabat Rey yang mesti mereka mainkan dengan apik untuk beberapa lama.
Tetap saja, semua harus sungguhan. Ponsel Rey benar-benar sudah tak bisa dihubungi. Joy merasa lost contact.
Dan di sana, sang fotografer paparazzi Liz sedang bergembira bersama dua pria yang waktu itu memergoki Rey dan Joy di mal Evernesia. Yes ! Kita berhasil memisahkan mereka! Foto terakhir yang ia jepret sudah dicetak, jelas dan tajam. Rey memutuskan kekasih jelatanya, berita baik untuk Raja Evertonia!
"Tugas kita sukses besar. Dan sangat mudah! Ternyata Joy takut juga dengan gertakan kita."
"Tapi, coba dipikirkan lagi, Liz." sergah salah satu pria itu. "Kelihatannya terlalu tiba-tiba. Ada yang tak beres di sini."
"Hmm, iya juga sih. Tapi Rey orang yang serius. Ia tak suka bermain drama. Jadi, kelihatannya benar-benar sungguhan." Liz menggumam.
"Kita tunggu saja berita selanjutnya dari intel lain, apakah Pangeran kembali ke Evertonia. Jika iya, berarti benar, hubungan mereka putus dan tugas kita selesai tanpa kekerasan." ujat pria lainnya.
Ponsel Liz berbunyi. SMS dari intel Evertonia : Pangeran Rey telah kembali. Misi selesai. Segera tinggalkan Evernesia.